Page 444 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 444

jung yang tersesat, ia pergi meninggalkan rumah dan seluruh keluarga
                 mencarinya. Maman Gendeng dan Maya Dewi bertanya ke sana-ke-
                 mari, dan anak buahnya menyebar sebagaimana dulu mereka mencari
                 Romeo, tapi gadis itu tak juga ditemukan. Sang Shodancho, terutama
                 dibuat khawatir oleh anaknya, Nurul Aini, yang menjadi demam tak
                 terkendali sejak hilangnya Rengganis Si Cantik, me nge rahkan pasukan-
                 pasukan perintis mencari gadis tersebut, namun ia me lupakan gubuk
                 gerilya karena tak pernah mengira anak-anak tersebut mengetahuinya.
                    Selama berhari-hari pencarian itu dilakukan siang dan malam,
                 sementara persiapan pesta perkawinan yang sedianya akan dilakukan
                 dibereskan kembali dan semua properti sewaan dikembalikan ke peru -
                 sahaan masing-masing. Si bocah Kinkin menjadi sedikit gila karena
                 peristiwa itu, mencari seorang diri ke segenap pelosok, sambil menen-
                 teng senapannya dan membunuh semua anjing yang ditemuinya di per-
                 jalanan. Ia bertanya pada roh-roh orang mati dengan jai lang kungnya,
                 namun tak satu pun di antara mereka mengetahuinya.
                    ”Satu kekuatan roh jahat melindunginya,” ia berkata seperti pada
                 diri sendiri.
                    ”Ia akan mati dalam beberapa hari,” kata Maya Dewi sambil me-
                 nangis, ”ia tak akan tahu apa yang harus ia makan di jalanan seperti
                 itu padahal ia tak membawa sepeser pun uang.”
                    ”Aku tak melihat alasan bahwa ia harus mati,” kata Maman Gen-
                 deng mencoba menenangkan istrinya. ”Jika ia kelaparan, paling tidak
                 ia membawa bayi itu untuk dimakannya.”
                    Para pencari mulai kembali satu per satu tanpa membawa hasil, bah-
                 kan tak seorang pun melihat jejaknya. ”Tak mungkin ia moksa,” kata
                 Maman Gendeng, ”semedi saja belum pernah ia lakukan.” Maka para
                 pencari berangkat lagi, menelusuri semak demi semak, lorong-lorong
                 kota, permukiman-permukiman kumuh, dan tetap tak menemukannya.
                 Maya Dewi mencoba mengunjungi satu per satu te man sekolah anak
                 gadisnya, tapi jelas itu sia-sia sebab selama ini hanya Ai dan Krisan yang
                 menjadi temannya bermain. Ia tampak men jadi yang paling gelisah, dan
                 menyesal malam itu ia tak me nung guinya.
                    Melewati tahun baru, kota semakin banyak dipadati para pe lan cong.
                 Ada beberapa orang yang mati tenggelam, sebagaimana diumumkan

                                             437





        Cantik.indd   437                                                  1/19/12   2:33 PM
   439   440   441   442   443   444   445   446   447   448   449