Page 439 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 439

bawah kepalan tangannya, begitu keras sehingga orang bagaikan men-
              dengar tulang-belulangnya patah, dan si lelaki plontos ambruk di sam-
              ping kursi. Maman Gendeng tak mengotori pakaiannya, bagaimanapun.
              Seseorang menyeret si plontos ke trotoar di pinggir terminal, sementara
              Maman Gendeng kembali duduk di kursinya, merokok.
                 Sejak hari itu si plontos sering berkeliaran di terminal, menjadi anak
              buah yang baik bagi sang preman. Ia menamakan dirinya Romeo. Mung-
              kin ia pernah baca Shakespeare, mungkin tidak. Tapi ia me namakan
              diri nya Romeo, dan semua orang memanggilnya Romeo, meskipun
              semua orang merasa aneh nama itu dipakai untuk menyebut lelaki
              plontos yang besar dengan sebelah telinga sobek tercabik-cabik. Romeo
              menjadi bagian dari komunitas itu, hidup bersama mereka, mengakui
              kekuasaan Maman Gendeng, meskipun orang tetap tak tahu dari mana
              asal-usulnya, sebagaimana banyak di antara mereka juga tak memiliki
              asal-usul yang terang. Dan sebagaimana yang lainnya, ia juga meniduri
              Moyang sekali dua kali, hingga suatu ketika ia berkata pada Maman
              Gendeng, ”Aku mau mengawininya.”
                 ”Tanya sendiri perempuan itu,” kata sang preman, ”apakah ia mau
              jadi istrimu.”
                 Moyang mau kawin dengannya, dan semua orang segera tahu mereka
              akan saling mengawini. Maka mereka kawin sebulan setelah itu, atas
              biaya Maman Gendeng, lengkap dengan pesta kecil cara mereka. Kedua-
              nya tinggal di gubuk tempat Moyang tinggal selama ini.
                 ”Demi Tuhan,” kata Maman Gendeng, ”Romeo mengawini perem-
              puan yang akan tetap ditiduri banyak lelaki di malam hari.”
                 Mereka melakukan bulan madu yang mengundang kecemburuan
              banyak orang. Mereka terlambat datang ke terminal bis setelah bercinta
              semalaman, dan di siang hari mereka kadang menghilang dari kios jual-
              an Moyang dan bercinta di balik semak-semak tak jauh dari terminal
              bis, di dekat perkebunan cokelat. Namun sebulan setelah itu, jelas apa
              yang dikatakan Maman Gendeng adalah benar. Di malam hari, jika sua-
              minya pergi dan ia baru saja menutup kiosnya, Moyang akan bercinta
              dengan lelaki lain. Kadang-kadang dengan seorang tukang becak, lain
              kali dengan kenek bis, waktu lain dua orang lelaki menyetubuhinya
              ber sama-sama.

                                           432





        Cantik.indd   432                                                  1/19/12   2:33 PM
   434   435   436   437   438   439   440   441   442   443   444