Page 441 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 441
”Kupikir kau tak terlalu mencintainya,” kata Maman Gendeng.
Setelah menghapus air mata dengan ujung baju yang membuat
pe rutnya yang berlipat-lipat tampak, ia berkata, ”Masalahnya, ia pergi
dengan pundi-pundi uang milikmu.”
Romeo tak mungkin kabur melalui terminal bis, dan sepagi itu be-
lum ada kereta yang berangkat dari kota. Maka kemungkinan be sar ia
lari ke hutan, atau jika apes, seseorang membantunya melarikan diri
de ngan kendaraan. Apa pun yang terjadi, Maman Gendeng sangat
marah dan bertekad untuk menangkapnya, hidup atau mati. Maka ia
mengumpulkan semua anak buahnya, memanggil mereka semua. Semua.
Dan menyuruh mereka menyebar ke semua tempat yang mungkin,
bah kan ke kota-kota sekitar, berhubungan dengan begundal-begundal
setempat. Sebelum tertangkap, tak seorang pun diperkenankan kembali
kecuali ia akan menghajarnya. Maka semua preman di kota itu pergi,
satu-satunya waktu ketika kota itu de mikian damainya, hanya tertinggal
Maman Gendeng yang tak bisa diam menahan kemarahannya. Ia telah
lama memimpikan satu kehidupan keluarga yang damai, dan memakan
sesuatu dari uang yang dihasilkan secara halal. Ia menginginkan keluarga
sebagaimana keluarga yang lain. Ia mengumpulkan uang-uang tersebut
demi mimpi indahnya. Ia akan membeli sesuatu, mungkin kapal ikan
dan ia jadi nelayan. Atau mobil bak dan ia jadi pengangkut sayur. Atau
tanah beberapa hektar dan ia jadi petani. Ia belum memutuskan apa yang
akan ia beli, tapi uang tersebut kini dibawa orang. Ia sungguh-sungguh
marah. Selama tiga hari ia menunggu dalam ketidaksabaran, tak menja-
wab pertanyaan istrinya yang heran dengan semua ke ge lisahannya, dan
menjadi pemarah luar biasa di terminal bis membuat semua kenek dan
sopir bis menghindarinya sebisa mungkin.
Namun pada hari keempat dua orang anak buahnya berhasil mem-
bawa Romeo kembali. Ia ditemukan di kota kecil paling ujung, di tepi
hutan raya tempat perang gerilya pernah meletus paling hebat di kota itu,
di sebelah barat Halimunda. Maman Gendeng cukup beruntung uangnya
masih selamat, hanya berkurang untuk segelas tuak, limun dingin dan
se bungkus rokok, dan kedua teman itu telah menangkapnya sebelum
ia membelanjakannya lebih banyak. Meskipun begitu, kemarahannya
adalah soal lain.
434
Cantik.indd 434 1/19/12 2:33 PM