Page 443 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 443

berjanji akan merawatnya dan menjadikannya sebagai se orang lelaki
              yang layak dipercaya.
                 ”Berilah kesempatan, Sahabatku,” kata Moyang, ”sebab ba gai mana -
              pun ia suamiku.”
                 Maman Gendeng menjadi begitu terharu dibuatnya, sehingga hati nya
              dengan serta merta mencair. Ia membuang kaleng bensinnya ke tempat
              sampah dan berkata pada semua orang bahwa ia memberi kesempatan
              kedua untuk lelaki tersebut, tapi tak akan ada kesempatan semacam itu
              lagi bagi laki-laki lain yang mencoba mengkhianatinya. Demikianlah
              Romeo yang kawin dengan Moyang tak jadi santapan api atau burung
              elang pemakan bangkai, dan sebaliknya hidup menjadi sahabat dan
              pengikut Maman Gendeng yang paling setia. Sementara itu Maman
              Gendeng mengambil semua uangnya dan memberikannya pada Maya
              Dewi yang beberapa waktu kemudian menjadi modal membuka usaha
              pembuatan kue setelah ia mengambil dua gadis gunung yatim piatu
              tersebut.
                 ”Lelaki itulah,” kata Maman Gendeng, ”yang kau kuburkan. Romeo.”
                 Tentu saja Maya Dewi tak mendengarnya. Tak mengetahuinya.
                 Semua peristiwa itu berawal ketika Rengganis Si Cantik melarikan
              diri dari rumah dengan anak yang baru dilahirkannya, ”untuk kawin
              de ngan anjing.”
                 Waktu itu awal bulan Desember dengan cuaca yang sering tak me-
              nentu, dengan kota yang dipenuhi para pelancong untuk meng ha bis-
              kan akhir tahun di sana, dan sangatlah mudah menghilang di tengah
              ke rumunan banyak orang seperti itu. Kota menjadi demikian ribut dan
              semua orang mulai tak peduli satu sama lain sebab bisnis tengah berputar
              lebih kencang di saat-saat seperti itu. Kios-kios sou venir ber tebaran,
              masih tetap bertahan sejak masa Kamerad Kliwon membela me reka dari
              penggusuran. Selalu ada banyak anak hilang, bahkan orang tua hilang,
              gadis-gadis hilang, di tengah keramaian seperti itu, dan para petugas
              menempelkan pengumuman di sana-sini, serta meng umum kannya pula
              melalui speaker yang menggema sepanjang pantai.
                 Tapi Rengganis Si Cantik bukan hilang seperti itu. Pengunjung
              yang hilang pasti hanya tersesat, dan setelah bertanya sebentar ia akan
              sampai ke rombongannya kembali. Rengganis Si Cantik bukan pengun-

                                           436





        Cantik.indd   436                                                  1/19/12   2:33 PM
   438   439   440   441   442   443   444   445   446   447   448