Page 55 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 55

Sebuah infanteri Jepang dari divisi keempat puluh delapan, men-
              da rat di Kragan setelah bertempur di Bataan, Filipina. Se paruh dari
              mereka bergerak ke Malang melalui Surabaya, dan separuhnya lagi
              tiba di Halimunda, menamakan diri mereka sebagai Brigade Sakaguci.
              Pesawat-pesawat terbang Jepang telah beterbangan di langit dan men-
              jatuhkan bom untuk kilang-kilang minyak milik Mataafsche Petrolium
              Maatschappij, pabrik minyak kelapa Mexolie Olvado dan perumahan
              buruh serta kantor per kebunan cokelat dan kelapa. Brigade Sakaguci
              hanya mem butuhkan waktu dua hari pertempuran dengan tentara KNIL
              yang masih bertahan di luar kota sebelum Jenderal P. Meijer me nerima
              kabar Belanda telah menyerah di Kalijati. Seluruh Hindia Belanda
              te lah runtuh dan diduduki. Jenderal P. Meijer akhirnya menyerahkan
              kekuasaan Halimunda kepada Jepang, di pendopo balaikota.
                 Dewi Ayu menyaksikan dan mendengar semua peristiwa tersebut,
              namun selama masa berkabung ia tak bicara pada siapa pun. Ia lebih
              sering duduk di beranda belakang rumah mereka, memandang bukit
              yang disebut Ted bernama Ma Iyang. Suatu sore ia melihat Mr. Wil-
              lie muncul di halaman belakang, ditemani seekor anjing Borzoi yang
              ko non peranakan anjing yang dulu dipelihara ayahnya, Henri. Untuk
              pertama kali sejak masa berkabung, ia akhirnya berkata:
                 ”Yang satu terbang, yang lain tenggelam.”
                 ”Ada apa, Nona?” tanya Mr. Willie.
                 ”Aku hanya mengenang kedua nenekku,” katanya.
                 ”Berbuatlah sesuatu, Nona, pelayan-pelayan tampak ke bingungan.
              Bukankah kau sekarang pemilik keluarga ini?”
                 Ia mengangguk. Maka senja itu ia menyuruh Mr. Willie me ngumpul-
              kan semua pelayan rumah tersebut: tukang masak, tukang cuci, pem-
              ban tu di perkebunan, para jawara. Ia berkata pada mereka, bahwa
              seka rang ia tuan tunggal di rumah tersebut. Semua perintahnya harus
              di penuhi, dan tak seorang pun diperbolehkan membangkang. Ia tak
              akan mencambuk siapa pun, tapi jika Ted Stammler pulang, ia akan
              mencambuk semua pembangkang, dan memasukkan mereka ke kandang
              ajak. Perintah pertamanya sama sekali tak memberatkan siapa pun, tapi
              itu membuat mereka terguncang dan kebingungan.
                 ”Malam ini juga, seseorang harus menculik seorang lelaki tua ber-

                                           48





        Cantik.indd   48                                                   1/19/12   2:33 PM
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60