Page 54 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 54

pa kan yang terkuat. Segalanya tampak semakin memburuk, sampai pagi
                 ketika seorang kontrolir datang ke rumah-rumah penduduk Halimunda
                 dan mengatakan hal yang paling mengerikan, ”Surabaya telah dibom
                 Jepang.” Para buruh pribumi me ninggalkan pekerjaan mereka dan
                 semua urusan perdagangan beku. ”Kalian harus mengungsi, Nyonya,”
                 katanya pada Marietje Stammler, yang tak berkata apa-apa ditemani
                 Hanneke dan Dewi Ayu.
                    Dengan cepat kota itu disesaki oleh pengungsi, yang datang de ngan
                 kereta atau kendaraan keluarga. Mobil-mobil bergeletakan begitu saja di
                 luar kota, memenuhi parit-parit sementara pemiliknya antri bermalam-
                 malam untuk memperoleh kesempatan naik ke atas kapal. Sekitar lima
                 puluh kapal militer datang ke pelabuhan untuk membantu evakuasi.
                 Segalanya tampak kacau dan kekalahan Hindia Belanda sepertinya
                 telah dipastikan. Keluarga Stammler yang hanya tersisa tiga orang
                 segera berkemas setelah memperoleh kepastian ka pan mereka bisa be-
                 rangkat, namun dikejutkan oleh keputusan Dewi Ayu yang tiba-tiba,
                 ”Aku tak akan pergi.”
                    ”Jangan tolol, Nak,” kata Hanneke. ”Jepang tak akan me le wat kan-
                 mu.”
                    ”Bagaimanapun, seorang Stammler harus tetap di sini,” ka tanya
                 keras kepala. ”Dan kelak, kalian tahu siapa yang harus dicari.”
                    Marietje dibuat menangis menghadapi kekeraskepalaannya, dan
                 berkata, ”Mereka akan jadikan kau tawanan.”
                    ”Oma, namaku Dewi Ayu dan semua orang tahu itu nama pri bumi.”
                    Setelah Surabaya digempur bom Jepang, mereka meneruskan sa-
                 sarannya ke Tanjung Priok. Beberapa pejabat tinggi pemerintah kolonial
                 mulai berdatangan dan mereka adalah orang-orang pertama yang kabur.
                 Marietje dan Hanneke Stammler akhirnya naik kapal Zaandam yang
                 tergolong sangat besar tanpa pernah mengetahui na sib Ted di medan
                 perang, meninggalkan Dewi Ayu yang bersikeras menunggui rumah.
                 Kapal itu telah bolak-balik mengangkut pe num pang, dan se sungguhnya
                 itu merupakan pelayarannya yang terakhir. Bersama sebuah kapal lain-
                 nya, keduanya berpapasan dengan kapal penjelajah Jepang. Zaandam
                 ditenggelamkan tanpa perlawanan dan Dewi Ayu, ditemani Mr. Willie
                 dan beberapa jongos serta jawara, memulai hari berkabung mereka.

                                              47





        Cantik.indd   47                                                   1/19/12   2:33 PM
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59