Page 57 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 57

Dewi Ayu dan memandangnya dengan tatapan seolah ia melihat
              iblis betina. Ia menjerit-jerit ketika Dewi Ayu memaksa untuk men-
              de katinya, dan melemparkan benda apa pun yang teraih tangannya.
              Jika Dewi Ayu berhenti, ia akan meringkuk di pojok ruangan sambil
              meng gigil, dan menangis seperti bayi dalam buaian. Dewi Ayu de ngan
              sabar menunggunya, duduk tak jauh darinya masih me nge nakan baju
              pengantinnya. Sesekali ia membujuknya, untuk mendekat, menyentuh-
              nya, dan bahkan ia boleh menyetubuhinya sebab ia istrinya. Tapi jika
              Ma Gedik mulai menjerit-jerit, ia akan berhenti merayu, dan kembali
              diam sambil melemparkan senyum, dalam usaha tanpa akhir untuk
              me lumpuhkan kegilaan mendadak lelaki tua itu.
                 ”Kenapa kau takut padaku? Aku hanya ingin disentuh olehmu, dan
              tentu saja disetubuhi, sebab kau suamiku.”
                 Ma Gedik tak menjawab apa pun.
                 ”Pikirkanlah, kita kawin dan kau tak menyetubuhiku,” ka tanya lagi.
              ”Aku tak akan pernah bunting dan orang-orang akan bilang kemalu-
              an mu tak lagi berfungsi.”
                 ”Kau iblis betina perayu,” kata Ma Gedik akhirnya.
                 ”Si Cantik yang menggoda,” Dewi Ayu menambahkan.
                 ”Kau tak lagi perawan.”
                 ”Tentu saja itu tak benar,” kata Dewi Ayu sedikit ter singgung. ”Se-
              tubuhilah aku maka kau tahu bahwa kau salah.”
                 ”Kau tak perawan dan kau bunting dan kau akan jadikan aku kam-
              bing hitam.”
                 ”Itu juga tak benar.”
                 Perdebatan mereka berlangsung sampai tengah malam, bah kan dini
              hari, dan tak seorang pun mengubah pendapat mereka. Hingga ketika
              hari baru datang dan cahaya masuk ke kamar pengantin mereka, Dewi
              Ayu yang dibuat lelah dan putus asa menghampirinya tak peduli lelaki
              tua itu menjerit-jerit menggemparkan. Ia me nanggalkan seluruh pa kai-
              annya, pakaian pengantin dan mahkota, melemparkannya ke atas tem pat
              tidur. Dengan telanjang bulat, ia berdiri di depan si lelaki tua yang tetap
              histeris dan berkata keras di te linga lelaki itu:
                 ”Lakukanlah, dan kau akan tahu aku perawan.”
                 ”Demi iblis, aku tak akan melakukannya sebab aku tahu kau tak
              perawan.”

                                           50





        Cantik.indd   50                                                   1/19/12   2:33 PM
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62