Page 78 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 78
yang tumbuh di depan gerbang kamp, menghiasinya dengan potongan-
potongan kertas, dan menyanyikan Jingle Bells. Ia sendiri dibuat heran
dengan perilaku religiusnya, tapi ia sangat bahagia di waktu-waktu itu
dengan memiliki Ola dan Gerda, tak peduli betapa tak menyenangkan-
nya menghabiskan waktu di kamp tahanan.
Mereka mulai membicarakan rencana-rencana sekiranya perang
berakhir, dengan cara apa pun, dan mereka bebas. Dewi Ayu bilang
bah wa ia akan kembali ke rumahnya, membereskan segala sesuatunya,
dan hidup kembali sebagaimana dulu. Mungkin tak sungguh-sungguh
seperti dulu, sebab orang-orang pribumi mungkin memberontak dan
mendirikan republik sendiri, tapi ia akan kembali ke rumah dan hidup.
Ia akan senang jika Ola dan Gerda bisa ikut. Tapi Ola berpikir sedikit
rasional, mungkin orang-orang Jepang telah merampas dan menjualnya
pada seseorang. Atau orang-orang pribumi merampas dan memilikinya
sendiri.
”Kita akan membelinya kembali,” kata Dewi Ayu. Ia membuka
raha sia ini hanya untuk mereka berdua, bahwa ia punya harta karun
peninggalan neneknya, meskipun ia tak mengatakan di mana tem pat nya.
”Meskipun Jepang telah membomnya dan yang tersisa hanya se petak
ubin, kita akan membelinya.” Gerda sangat senang mende ngar khayalan
seperti itu. Kini umurnya sebelas tahun, namun tampak kolokan dan
tubuhnya seperti tak lagi tumbuh sejak dua tahun lalu. Ke cil dan kurus.
Namun semua orang juga mengalami hal yang sama, sebagaimana Dewi
Ayu yakin ia telah kehilangan sepuluh atau lima belas kilo daging di
tubuhnya.
”Itu cukup untuk lima puluh mangkuk sup,” katanya sambil tertawa
kecil.
Kegilaan baru datang, setelah hampir dua tahun di dalam tahanan,
ke tika tentara-tentara Jepang mulai mendaftar semua perempuan, te r-
utama yang berumur tujuh belas sampai dua puluh delapan tahun. Dewi
Ayu telah delapan belas tahun, sebentar lagi sembilan belas. Ola ber-
umur tujuh belas. Awalnya mereka tak tahu untuk apa daftar semacam
itu, kecuali bayangan kerja paksa yang sedikit lebih berat, sampai suatu
pagi datang beberapa truk militer di seberang sungai dan beberapa per-
wira tentara datang dengan kapal feri menuju Bloedenkamp. Mereka
71
Cantik.indd 71 1/19/12 2:33 PM