Page 79 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 79
telah beberapa kali datang, untuk inspeksi dan memberikan perintah
atau peraturan baru, dan perintah kali ini datang untuk mengumpul-
kan semua gadis tujuh belas tahun sampai dua puluh delapan tersebut.
Tiba-tiba kekacauan terjadi, sebab sesegera mungkin gadis-gadis itu
me nyadari bahwa mereka akan segera dipisahkan dari keluarga dan
teman-teman mereka.
Beberapa gadis, Ola misalnya, mencoba berdandan seperti seorang
perempuan tua, yang tentu saja sia-sia. Beberapa yang lain berlarian
ke sana-kemari, bersembunyi di toilet atau naik ke atap dan men de-
kam di sana, tapi tentara-tentara Jepang selalu berhasil menemukan
mereka. Seorang perempuan tua, mungkin ia segera akan kehilangan
anak gadisnya, mencoba memprotes dan mengatakan, jika gadis-gadis
itu harus dibawa pergi, ia meminta semua perempuan dibawa serta. Ia
mem peroleh pemukulan dari dua orang prajurit sampai babak-belur.
Akhirnya mereka berdiri berderet di tengah lapangan, gemetar keta-
kutan sementara ibu-ibu mereka berdiri melingkari di kejauhan. Dewi
Ayu melihat Gerda memeluk sebuah pilar seorang diri sambil terceguk-
ceguk menahan tangis, dan Ola di sampingnya tak berani memandang
ke mana pun kecuali ujung sepatu jeleknya. Ia mendengar beberapa
gadis itu menangis dan bergumam menyerupai doa yang tak terdengar.
Para pejabat Jepang itu kemudian datang, memeriksa mereka satu per
satu. Mereka berdiri di depan perempuan-perempuan itu, tertawa kecil
sambil memperhatikan tubuh si gadis, dari ujung rambut sampai ujung
kaki. Kadang-kadang mereka harus mengangkat wajah beberapa orang
gadis dengan menekan dagunya dengan ujung jari. Mereka nyengir dan
kembali memeriksa perempuan-perempuan yang lain. Beberapa orang
gadis nyaris tak sadarkan diri oleh teror semacam itu.
Kemudian ada seleksi. Beberapa gadis disingkirkan dan tanpa me-
nyia-nyiakan waktu, mereka berlarian ke arah ibu mereka. Setiap kali
se orang gadis dikirim pulang kembali, itu seperti anak panah melesat dari
satu gerombolan gadis-gadis menuju gerombolan ibu-ibu. Kini ting gal
separuh dari mereka masih berdiri di tengah lapangan, terma suk Dewi
Ayu dan Ola. Mereka tampaknya tak akan pernah dikirim kem bali, se-
bab pada seleksi kedua, keduanya tetap berada di tengah lapangan, tak
berdaya dengan permainan konyol orang-orang Jepang. Mereka dipanggil
72
Cantik.indd 72 1/19/12 2:33 PM