Page 150 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 150
a yu Utami
akan jadi orang gagal di mata semua orang. Tapi kupikir justru
di titik inilah ujianku. Mana yang kupilih: prinsip keju juran
atau keberadaan sebagai anggota korps? aku teringat be tapa
dulu aku begitu ingin menjadi anggota geng anak-kolong. aku
gagal ujian menembus saluran air dan itu menghan tuiku te rus
sampai sekarang. akankah sekarang aku gagal lagi? akan kah
aku terhantui lagi sepanjang hidupku nanti? Tapi untuk apa
aku jadi anggota korps jika gerombolan itu menyalahi prin-
sip yang lebih tinggi? Untuk apa aku jadi anggota korps tapi
kehilangan kemerdekaan sebagai diriku sendiri? Taik. Sela-
ma ini aku sangat dekat dengan drugs tapi tak pernah tertarik
me makainya karena dua alasan: benda itu tidak membuat ku
gagah dan benda itu merenggut kebebasan. Oke. Biarlah aku
kalah di mata orang banyak. aku memilih menang di mata ku
sendiri. Itulah ujian terberatku: memilih kalah di mata dunia
tapi setia pada prinsip yang tak kelihatan orang. Sekali lagi
kubuktikan bahwa yang kuinginkan adalah menjadi mer deka.
Juga merdeka dari korps. Hanya aku satu-satunya yang tega
mengundurkan diri.
Kalau soal kejujuran, aku selalu ingat ayah dan ibuku. Me-
reka tak pernah menawar soal itu. Bahkan tidak bagi ayah
untuk akal-akalan menaikkan pangkat sepulang dari gerilya.
Sebagai pedagang telur, ibuku tak pernah menahan telur
untuk menjelang lebaran, di mana harga akan jadi tinggi dan
aku akan untung banyak. Ia marah besar ketika tahu aku me-
num puk ribuan telur di kamar menjelang lebaran. Ia mela-
rangku berbuat begitu lagi. Itu tidak benar, katanya. Dan soal
kesetia kawanan, jangan tanya lagi. Ibuku tidak datang ke tika
di jemput pasukan Yani dalam Operasi Bayi gerilya. Ia me mi-
144
Enrico_koreksi2.indd 144 1/24/12 3:03:55 PM