Page 231 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 231

Ce r i t a   Ci n t a   E n r i c o

                 kami  berselonjor  pada  tikar  terbentang  di  bawah  tebing,
                 menjilati  biji-biji  durian.  a  berbinar,  seperti  biasa,  ia  selalu
                 siap mendengarkan ceritaku.
                    “Pada  zaman  dahulu  kala,  ada  satu  anak  yang  lahir  ke
                 dunia ini. namanya Enrico, dari Enrico Caruso... Sebelumnya,
                 marilah  kamera  kita  angkat  tinggi-tinggi,  untuk  menyorot
                 situasi bumi. Dunia memasuki Perang Dingin. Perang antara
                 Blok Barat, yang dipimpin amerika Serikat, dan Blok Timur,
                 dipimpin  Uni  Soviet.  Yang  pertama  dijuluki  kapitalis,  yang
                 kedua menjuluki dirinya komunis. Kedua pihak itu mencipta-
                 kan  senjata-senjata  dan  berebut  untuk  menguasai  negeri-
                 negeri lain, termasuk Indonesia, tanah air si Enrico yang bakal

                 lahir ini. Karena negeri itu pernah dijajah dan para penjajah  nya
                 tergabung dalam Blok Barat, Presiden Sukarno pun rupa nya
                 lebih senang pada Blok Timur. Sekalipun Sukarno mengga  lang
                 gerakan non Blok, geopolitik tetap geopolitik.
                    “Sekarang kamera kita turunkan, menyorot kota Padang.
                 1958  Februari  15.  aku  lahir.  Bersamaan  dengan  kelahiran
                 saudara kembarku, Pemberontakan PRRI yang berkaki kecil.
                 aku dan dia adalah anak pemberontakan. Suara-suara yang
                 meng inginkan kemerdekaan. Suara-suara yang membawa kan
                 ketidakpuasan pada penguasa. Tapi, Sukarno menuduh bah  wa
                 saudara kembarku dibiayai oleh amerika Serikat. Begitu  lah,
                 suara kami yang murni jadi tidak terdengar karena simpang-
                 siur teori konspirasi. Dan kaki kami kecil. 1958 adalah tahun
                 yang rusuh. nah, tahun angka delapan berikutnya adalah per-
                 mulaan suatu pertumbuhan dan keajegan.”
                    “Tahunku!” jeritnya.
                    “1968 adalah tahun kebahagiaanku. aku pindah ke rumah
                 baru yang bagus. anjingku Ireng melahirkan bayi-bayi pada


                                                                         225



       Enrico_koreksi2.indd   225                                     1/24/12   3:03:57 PM
   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236