Page 8 - Sinar Tani Edisi 4110
P. 8

8                       Edisi 12 - 18 November 2025   |  No. 4110  Tahun LVI



                                           Jadi Pegawai Pusat,




                     Ujian Profesionalisme Penyuluh




                                    Peran penyuluh pertanian kini semakin strategis di tengah upaya
                                        mewujudkan pertanian modern dan berkelanjutan. Namun,
                                 perubahan besar sedang menanti. Para penyuluh di seluruh Indonesia,
                                   tengah bersiap menghadapi transisi status menjadi pegawai pusat.



                    erubahan ini disambut        Konsekuensi Besar                 berinovasi lintas bidang. “Era baru
                    dengan       optimisme,      Transformasi menjadi pegawai      ini menuntut penyuluh yang tidak
                    namun     juga   diiringi  pusat   membawa       konsekuensi   hanya cakap secara teknis, tapi
                    sejumlah tantangan yang   besar, baik dalam hal sistem kerja,   juga tangguh, adaptif, dan terbuka
                    tak ringan. Ketua Dewan   manajemen,      maupun       kultur  terhadap perubahan,” katanya.
       PPengurus Wilayah (DPW)                organisasi. Warsana menyebut, ada
          Perhimpunan Penyuluh Pertanian      tiga tantangan utama yang harus         Dukungan kelembagaan
          Indonesia (Perhiptani) Jawa Tengah,   diantisipasi.                         dan kebijakan
          Warsana, SP., M.Si., MP., menegaskan   Pertama, penyesuaian terhadap        Warsana menilai, keberhasilan
          bahwa   transformasi  ini  bukan    sistem administrasi dan manajemen    penyuluh dalam menjalankan peran
          sekadar urusan administratif.       berbasis kinerja nasional. Penyuluh   barunya sebagai pegawai pusat
            “Ini  bukan sekadar perubahan     dituntut untuk bekerja dengan ukuran   sangat  bergantung pada  dukungan
          status.   Ini     adalah     ujian  capaian yang lebih jelas dan terukur.   kelembagaan   dan     kebijakan
          profesionalisme   bagi    seluruh   Kedua, adaptasi terhadap struktur    pemerintah. Ia menekankan perlunya
          penyuluh  untuk  membuktikan  diri   organisasi  yang   lebih  vertikal  pelatihan   teknis   berkelanjutan,
          sebagai agen pembangunan yang       di bawah kementerian. Hal ini        sistem  pembinaan  karier berbasis
          tangguh, inovatif, dan berintegritas,”   menuntut kemampuan komunikasi   kompetensi, dan fasilitas digital yang
          ujar Warsana yang juga Penyuluh     lintas wilayah dan lintas jenjang    memadai.                             menjadikan    keberhasilan  petani
          Pertanian Ahli Utama BRMP Jawa      birokrasi.  Ketiga,  kesiapan  mental   “Pemerintah perlu hadir melalui   sebagai keberhasilan bersama.
          Tengah.                             dan profesionalitas aparatur.        pelatihan yang berkesinambungan         Selama  ini, kontribusi penyuluh
            Dalam    pandangan     Warsana,      “Perubahan    status  menuntut    dan fasilitas kerja yang memadai.    pertanian terbukti nyata dalam
          penyuluh  pertanian  adalah  ujung   kesiapan mental. Kita harus tetap   Jangan  sampai  penyuluh  dituntut   berbagai    aspek   pembangunan.
          tombak    pembangunan      sektor   menjaga kedekatan dengan  petani     berinovasi, tapi sarana pen dukung-  Mereka membantu meningkatkan
          pertanian. Mereka menjadi jembatan   di lapangan, meski nanti bekerja di   nya belum siap,” ujar Warsana me-  produktivitas   melalui   demplot,
          antara kebijakan pemerintah dengan   bawah sistem pusat. Loyalitas kepada   negaskan.                         pendampingan  teknis,  dan pene-
          kebutuhan dan kondisi petani di     institusi pusat harus sejalan dengan    Lebih jauh,  Warsana menilai      rapan teknologi tepat guna.
          lapangan.                           loyalitas  kepada   petani,”  tutur  bahwa    profesionalisme   menjadi      Penyuluh juga berperan dalam
            Di era modernisasi dan digitalisasi   Warsana.                         syarat   mutlak   bagi   penyuluh    pembentukan kelembagaan petani
          pertanian, penyuluh tidak lagi cukup   Untuk    menjawab     tantangan   pertanian di era baru. Profesionalisme   seperti kelompok tani, gabungan
          hanya turun ke sawah atau ladang,   tersebut, penyuluh pertanian perlu   bukan hanya soal administrasi, tetapi   kelompok  tani,  serta  koperasi
          melainkan   juga  harus   mampu     menyiapkan diri secara komprehensif.   sejauh mana penyuluh mampu         pertanian yang lebih kuat dan
          memanfaatkan    teknologi   untuk   Menurut    Warsana,   ada   empat    memberikan  dampak nyata bagi        mandiri. Selain itu, penyuluh menjadi
          mempercepat transfer pengetahuan    kesiapan utama yang harus dimiliki.   petani. “Profesionalisme penyuluh   ujung tombak pelaksanaan berbagai
          dan inovasi.                        Pertama,    kesiapan   kompetensi    diukur dari kontribusinya terhadap   program nasional seperti LTT,  food
            “Penyuluh sekarang harus melek    teknis,  yaitu  penguasaan  teknologi   peningkatan  produktivitas  dan   estate,  hingga   digital  farming.
          digital. Mereka perlu menguasai     pertanian terkini, analisis data, serta   kesejahteraan  petani.  Penyuluh  Tak kalah penting, mereka juga
          e-extension, aplikasi SIMLUHTAN,    kemampuan menggunakan media          harus hadir dengan solusi, bukan     aktif  dalam  mendorong  lahirnya
          dan teknologi  smart farming agar   digital untuk penyuluhan.            sekadar laporan,” ujarnya.           petani  milenial  melalui  pelatihan
          dapat memberikan solusi yang cepat     Kedua,    kesiapan   manajerial,     Ada tiga aspek utama dalam        kewirausahaan dan inovasi berbasis
          dan tepat bagi petani,” jelasnya.   mencakup perencanaan, pelaporan,     profesionalisme penyuluh, lanjutnya.   teknologi.
            Selain   menjadi   pendamping     dan evaluasi berbasis kinerja pusat.   Pertama,  kompetensi  teknis dalam    “Penyuluh profesional bukan yang
          teknis,  penyuluh  juga  berperan   Ketiga, kesiapan kepribadian dan     menerapkan teknologi dan inovasi     paling pintar di kantor, tetapi yang
          sebagai motivator dan fasilitator agar   etos kerja, yakni integritas, disiplin,   pertanian. Kedua, integritas dan etika   paling hadir di tengah masyarakat.
          petani mampu mengelola usaha        serta  semangat pelayanan  publik.   kerja, termasuk kejujuran, disiplin, dan   Mereka bekerja dengan hati, berpikir
          tani secara mandiri dan berorientasi   Keempat, kesiapan adaptif terhadap   tanggung jawab. Ketiga, komitmen   dengan ilmu, dan bertindak dengan
          pasar.  “Penyuluh  harus  menjadi   perubahan     organisasi,  meliputi  terhadap pembangunan petani, yaitu   semangat     pengabdian,”    tutup
          motor  penggerak petani  menuju     kemampuan      berkolaborasi   dan                                        Warsana dengan penuh keyakinan.
          kemandirian  dan   kesejahteraan,”                                                                                                   Herman/Yul
          tambahnya.
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13