Page 26 - E-MODUL_Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi
P. 26
BAB VII
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DI KELAS TINGGI
Sub Capaian Pembelajaran MK:
Setelah mempelajari topik ini mahasiswa mampu:
1) Mengkaji teori tentang keterampilan menulis di kelas tinggi.
2) Menerapkan berbagai metode pembelajaran menulis di kelas tinggi
Uraian Materi:
7.1 Pembelajaran Menulis di Kelas Tinggi
Hal yang perlu diperhatikan agar siswa memiliki keterampilan menulis adalah
upaya untuk membangkitkan minat dan motivasi siswa. Ken Macrorie (dalam
Faris, 1993) menyatakan bahwa satu penyebab kurangnya minat dan
keterampilan menulis siswa adalah guru bersikap negatif terhadap tulisan
siswa dengan berkata “Salah…!, Salah…!, Salah…!” yang seharusnya guru
berkata “Benar!, bagus!”, “Teruskan”! meskipun siswa hanya mampu menulis
beberapa kata atau beberapa kalimat dalam karangannya.
Prinsip-prinsip pembelajaran menulis dapat dipedomani oleh guru dalam
melaksanakan pembelajaran menulis. Dixon dan Nessel (1983)
mengemukakan beberapa prinsip pembelajaran menulis adalah sebagai
berikut.
1) Siswa melakukan kegiatan menulis bertitik tolak dari topik pribadi yang
bermakna. Prinsip ini mengisyaratkan bahwa topic yang dipilih oleh
siswa merupakan topik yang dipahami dan diminati oleh siswa.
2) Sebelum menulis, siswa hendaknya diberi percakapan. Prinsip ini
mengisyaratkan agar kegiatan menulis didahului dengan kegiatan
berbicara tentang pengalaman, pengetahuan, dan kegemaran siswa
yang ada kaitannya dengan topik.
3) Menulis bukan merupakan keterampilan yang mudah. Prinsip ini
mengisyaratkan agar keterampilan menulis diajarkan dalam konteks
yang menyenangkan, khususnya bagi para penulis pemula
4) Menulis hendaknya diberikan dalam bentuk komunikasi. Segala ide yang
akan ditulis hendaknya merupakan sesuatu yang dapat mereka
sampaikan. Mereka menjadi yakin bahwa melalui tulisan, idea tau
gagasan siswa dapat dikomunikasikan kepada orang lain.
5) Menghindari pengoreksian kesalahan tulisan. Kesalahan tata bahasa,
penyusunan kalimat, dan kesalahan mekanik sebagai akibat
keterbatasan siswa hendaknya disikapi sebagai hal yang wajar.
Antara tugas menulis dan tugas membaca atau keterampilan berbahasa
lainnya yang dikerjakan siswa hendaknya menunjukkan hubungan yang
jelas.
21