Page 20 - E-Modul Pembelajaran IPA SD_Neat
P. 20
BAB V
Topik 4 Konstruktivisme dan Culturally Relevant Pedagogy serta
Aplikasinya dalam pembelajaran IPA di SD
1. Sub Capaian Pembelajaran MK
Setelah mempelajari topik ini mahasiswa mampu:
• membedakan teori-teori belajar yang digunakan dalam
pembelajaran IPA SD;
• menganalisis implikasi masing-masing teori dalam pembelajaran
IPA SD;
• merumuskan solusi dalam bentuk proyek berdasarkan teori belajar
dan implikasinya.
2. Uraian Materi
Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah studi tentang konstruksi pengetahuan
belajar (Ahmad & Jamil, 2020). Pada teori ini, pengetahuan peserta
didik dibangun berdasarkan interaksinya dengan lingkungan sekitar.
Peserta didik tidak menerima pengetahuan secara pasif, tetapi mereka
menafsirkan pengetahuan yang mereka terima menjadi pengetahuan
yang mereka pahami (Ah-nam & Osman, 2017). Proses konstruksi
pengetahuan ini dapat ditingkatkan melalui interaksi sosial atau
pengalaman peserta didik. Peran pendidik dalam teori ini adalah
sebagai fasilitator yang mengarahkan peserta didik dalam belajar.
Teori konstruktivisme terbagi menjadi dua, yaitu konstruktivisme
kognitif yang diperkenalkan oleh Piaget dan konstruktivisme sosial
yang diperkenalkan oleh Vygotsky (Akpan, 2020b);Ahmad and Jamil,
2020). Bruner juga merupakan salah satu peneliti teori
konstruktivisme. Dia percaya bahwa setiap mata pelajaran dapat
diajarkan pada tiap anak, asalkan disajikan dalam format yang sesuai
dengan tahap perkembangan anak. Dalam artian perkembangan,
anak-anak memiliki tiga cara dalam memahami pengalaman yang
mereka terima. Pertama, menggunakan tindakan mereka
(representasi aktif); kedua, menggunakan alat bantu visual
(representasi ikonik); ketiga, menggunakan bahasa (representasi
simbolik). Representasi simbolik sangat penting dalam perkembangan
kognitif anak. Karena bahasa adalah sarana melambangkan dunia
(Akpan, 2020b).
Salah satu teori konstruktivime yang terkenal adalah
konstruktivisme social yang diperkenalkan oleh Vygotsky. Teori ini
mengambil perspektif bahwa, perkembangan psikologis manusia
dimediasi oleh budaya dan akhirnya bergantung pada sejarah.
Vygotsky percaya bahwa perkembangan kognitif dipengaruhi oleh
interaksi sosial sejak manusia berumur 2 tahun. Bagi Vygotsky,
perkembangan manusia tidak harus mengikuti pola tertentu,
17