Page 42 - E-MODUL_PENDIDIKAN INKLUSI
P. 42

membaca di Kelas 2–6 (usia 7-12).
                      2) Pembelajaran Kooperatif
                           Pembelajaran kooperatif adalah strategi yang dirancang untuk diterapkan
                      dengan  seluruh  kelas  peserta  didik  yang  beragam  di  seluruh  kurikulum.
                      Pembelajaran kooperatif dikembangkan oleh Roger T. Johnson dan David W.
                      Johnson  di  University  of  Minnesota.  Selama  pembelajaran  kooperatif,  siswa
                      diorganisir  dan  bekerja  sama  dalam  kelompok  kecil  yang  heterogen
                      (kemampuan campuran) untuk memaksimalkan pembelajaran mereka sendiri
                      dan satu sama lain. Setelah menerima instruksi dari guru, siswa mengerjakan
                      tugas  sampai  semua  anggota  kelompok  berhasil  memahami  dan
                      menyelesaikannya.  Pembelajaran  kooperatif  didasarkan  pada  premis  bahwa
                      siswa mendapat manfaat dari keterampilan dan pengetahuan satu sama lain,
                      dan mereka bekerja menuju tujuan yang sama — untuk menyelesaikan tugas
                      belajar.  Pembelajaran  kooperatif  memfasilitasi  keterlibatan  aktif  dalam
                      komunitas pelajar. Dengan memfasilitasi pembelajaran dalam kelompok yang
                      beragam,  siswa  dipersiapkan  untuk  kehidupan  di  masyarakat  saat  ini.
                      Kelompok belajar kooperatif dapat bersifat informal atau lebih terstruktur.
                      3) Instruksi Langsung (Direct Instruction)
                           DI  (Direct  Instruction)  merupakan  pendekatan  yang  sangat  terstruktur
                      untuk  belajar  berdasarkan  prinsip-prinsip  perilaku,  dengan  penekanan  pada
                      tingkat  waktu  akademis  yang  tinggi,  umpan  balik  korektif  dan  pembelajaran
                      untuk  penguasaan  melalui  penggunaan  kelompok  kecil  dalam  pengajaran.
                      Ada sejumlah prinsip dasar yang mendasari model DI Engelmann dan Becker
                      (1977).  Dua  yang  terpenting  adalah  bahwa  semua  anak  dapat  belajar  jika
                      mereka  diajar  dengan  menggunakan  pendekatan  yang  tepat  dan  bahwa
                      semua guru dapat berhasil jika diberikan pelatihan dan materi yang tepat.
                           Karena  DI  dimaksudkan  untuk  digunakan  dengan  siswa  yang  berjuang
                      secara akademis, Engelmann dan Becker menyatakan bahwa siswa dengan
                      kebutuhan khusus harus diajar lebih cepat jika mereka ingin mengejar rekan-
                      rekan mereka yang berkinerja tinggi. Oleh karena itu, sesi DI bersifat intensif,
                      dirancang  untuk  mendukung  pemahaman  konsep  kritis  siswa  dalam  waktu
                      yang relatif singkat. Untuk mencapai tujuan ini, semua fitur desain kurikulum
                      dan instruksional dikendalikan oleh guru (atau lebih tepatnya, oleh kurikulum).
                      Memaksimalkan  kontrol  guru  dianggap  meminimalkan  kemungkinan  siswa
                      salah  menafsirkan  informasi  yang  diajarkan  dan  memaksimalkan  dampak
                      instruksi.
                      4) Strategi  Berbasis  Permainan  untuk  Meningkatkan  Keterampilan
                         Membaca dan Menulis
                           Strategi  ini  didasarkan  pada  fakta  bahwa  bahasa  lisan  dipelajari  secara
                      spontan pada masa kanak-kanak, kebanyakan dengan meniru, tetapi bahasa
                      tulis membutuhkan pendidikan yang lebih spesifik. Untuk mengajar siswa yang
                      kesulitan dengan bahasa tertulis, strategi berbasis permainan mungkin efektif.
                      Strategi  berbasis  permainan  menggabungkan  pembelajaran  analitis  dan
                      emosional  dengan  membantu  siswa  mempelajari  keterampilan  baru  sambil
                      bersenang-senang  di  kelas.  Ketika  siswa  berpartisipasi  dalam  proses


                                                                                                        39
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47