Page 46 - E-MODUL_PENDIDIKAN INKLUSI
P. 46
D. Persiapan Akademik
Remaja penyandang disabilitas harus memiliki akses untuk karir masa
depan mereka. Meskipun siswa penyandang disabilitas seringkali mendaftar di
kursus inklusif dan khusus, penelitian saat ini menyoroti pentingnya
mendukung siswa untuk mengakses kurikulum umum bersama rekan-rekan
mereka. Dengan kata lain, keterlibatan yang didukung dengan baik dalam
bidang akademik dan kursus lain yang sama tersedia bagi siswa lain di
sekolah menengah dianggap sebagai pilihan yang lebih diminati bagi siswa
penyandang disabilitas. Kursus tersebut biasanya diajarkan oleh ahli konten
(yaitu, guru kelas dengan pelatihan di bidang di mana mereka mengajar), dan
memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar bersama dan bertemu
teman sebaya mereka yang tanpa disabilitas serupa.
E. Persiapan Bekerja
Bagi kebanyakan siswa penyandang disabilitas, tujuan utama pendidikan
mereka adalah untuk mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan yang tepat
memberikan lebih dari sekadar gaji namun juga memberikan koneksi ke
masyarakat, menempatkan penyandang disabilitas dalam peran yang
dihargai, memungkinkan mereka untuk berkontribusi pada kebutuhan orang
lain dan memberikan kepuasan pribadi. Sebaliknya, tidak adanya pekerjaan
dapat menyebabkan kemiskinan, isolasi sosial dan penurunan kualitas hidup.
Meskipun sebagian besar siswa penyandang disabilitas memiliki tujuan untuk
mendapatkan pekerjaan di masa depan, masih banyak penyandang disabilitas
yang tidak mendapatkan pekerjaan terutamanya di tahun-tahun awal setelah
mereka lulus. Beberapa penelitian telah mengidentifikasi jenis keterampilan
yang paling dihargai oleh pemberi kerja untuk para disabilitas (misalnya,
Carter & Wehby, 2003; Ju, Zhang, & Pacha, 2012) yaitu:
1. Perilaku sosial terkait tugas,
2. Perilaku sosial yang tidak berhubungan dengan tugas,
3. Kinerja
4. Perilaku kerja secara umum
F. Pengalaman Komunitas
Ketika siswa lulus, kegiatan sehari-hari dan peluang sosial mereka
bergeser ke luar tembok sekolah. Mempersiapkan siswa penyandang
disabilitas untuk mengambil peran aktif dalam komunitas mereka merupakan
aspek penting dalam mempersiapkan mereka untuk dewasa. Siswa harus
meninggalkan sekolah menengah atas dengan mengetahui jenis-jenis
kegiatan masyarakat lainnya yang tersedia, preferensi tentang bagaimana
mereka ingin terlibat dalam kegiatan tersebut dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk berpartisipasi secara aktif dalam masyarakat. Partisipasi
mereka dalam ekstrakurikuler, kelompok yang disponsori oleh sekolah dan
kegiatan sukarela lainnya memberikan cara atau jalan bagi siswa untuk
mendapatkan paparan terkait hubungan berkomunitas dan mengembangkan
43