Page 18 - E-MODUL_Pendidikan Matematika di Kelas Rendah
P. 18

c)  Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
                             menyumbang pada proses belajar dirinya, dan secara aktif membantu
                             siswa dalam menafsirkan persoalan riil; dan
                          d)  Guru tidak terpancang pada materi yang termaktub dalam kurikulum,
                             melainkan  aktif  mengaitkan  kurikulum  dengan  dunia  riil  baik  fisik
                             maupun sosial.
                     3)  Konsepsi tentang pembelajaran
                         Menurut  De  Lange  (dalam  Sutarto  Hadi,  2003)  menyatakan  bahwa
                         pembelajaran  matematika  dengan  pendekatan  PMRI  meliputi  aspek-
                         aspek:
                          a)  Memulai pembelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang riil
                             bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya,
                             sehingga siswa segera terlibat dalam pembelajaran secara bermakna;
                          b)  Permasalahan yang diberikan tentu harus diarahkan sesuai dengan
                             tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut.
                          c)  Siswa  mengembangkan  atau  menciptakan  model-model  simbolik
                             secara informal terhadap persoalan/masalah yang diajukan;
                          d)  Pembelajaran berlangsung secara interaktif: siswa menjelaskan dan
                             memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikannya, memahami
                             jawaban temannya (siswa lain), setuju terhadap jawaban temannya,
                             menyatakan  ketidaksetujuan,  mencari  alternatif  penyelesaian  yang
                             lain, dan melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh
                             atau terhadap hasil pembelajaran.

                  3. Karakteristik PMRI
                      Sesuai  dengan  berbagai  konsepsi  di  atas,  Marpaung  (2008)  menyatakan
                  bahwa  dalam  kaitannya  dengan  penyelenggaraan  pembelajaran,  Pendidikan
                  Matematika Realistik (PMR) memiliki karakteristik sebagai berikut.
                      1)  Guru harus mengusahakan agar siswa selalu aktif dalam pembelajaran
                          untuk  mengkonstruksi  pengetahuannya  sendiri  karena  matematika
                          merupakan aktivitas manusia.
                      2)  Pembelajaran  sedapat  mungkin  dimulai  dengan  menyajikan  masalah
                          kontekstual/realistik bagi siswa.
                      3)  Guru  memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk  memecahkan
                          masalah dengan caranya sendiri.
                      4)  Guru mendorong terjadinya interaksi dan negosiasi.
                      5)  Guru  menciptakan  suasana  pembelajaran  yang  menyenangkan.  Guru
                          dalam  berkomunikasi  dengan  siswa  hendaknya  santun,  terbuka,  dan
                          komunikatif (SANI).
                      6)  Guru menyajikan materi ajar yang saling terkait (intertwinment).
                      7)  Pembelajaran  berpusat  pada  siswa.  Siswa  bebas  memilih  modus
                          representasi  sesuai  dengan  struktur  kognitifnya  saat  memecahkan
                          masalah.
                      8)  Guru bertindak sebagai fasilitator (tut wuri handayani)
                      9)  Kalau  siswa  membuat  kesalahan  tidak  perlu  langsung  dimarahi  tetapi
                          dibantu melalui pertanyaan-pertanyaan penuntun.







                                                                                                     14
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23