Page 32 - 0. Riyadhus Sholihin
P. 32
"Amma ba'd. Sebenarnya telah sampai berita pada kami bahawa sahabatmu - yakni
Muhammad s.a.w. - telah menyeterumu. Allah tidaklah menjadikan engkau untuk menjadi orang
hina di dunia ataupun orang yang dihilangkan hak-haknya. Maka dari itu susullah kami -
maksudnya datanglah di tempat kami - maka kami akan menggembirakan hatimu."
Kemudian saya berkata setelah selesai membacanya itu: "Ah, inipun juga termasuk bencana
pula," lalu saya menuju ke dapur dengan membawa surat tadi kemudian saya membakarnya.
Selanjutnya setelah lepas waktu selama empat puluh hari dari jumlah lima puluh hari, sedang
waktu agak terlambat datangnya tiba-tiba datanglah di tempatku seorang utusan dari Rasulullah
s.a.w., terus berkata: "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. memerintahkan pada mu supaya
engkau menyendirikan isterimu." Saya bertanya: "Apakah saya harus menceraikannya ataukah
apa yang harus saya lakukan?" Ia berkata: "Tidak usah menceraikan, tetapi menyendirilah
daripadanya, jadi jangan sekali-kali engkau mendekatinya." Rasulullah s.a.w. juga mengirimkan
utusan kepada kedua sahabat saya - yang senasib di atas - sebagaimana yang dikirimkannya
padaku. Oleh sebab itu lalu saya berkata pada isteriku: "Susullah dulu keluargamu - maksudnya
pergilah ke tempat kedua orang tuamu. Beradalah di sisi mereka sehingga Allah akan
menentukan bagaimana kelanjutan peristiwa ini."
Isteri Hilal bin Umayyah mendatangi Rasulullah s.a.w., lalu berkata pada beliau: "Ya Rasulullah,
sesungguhnya Hilal bin Umayyah itu seorang yang amat tua dan hanya sebatang kara, tidak
mempunyai pelayan juga. Apakah Tuan juga tidak senang andaikata saya tetap melayaninya?"
Beliau s.a.w. menjawab: "Tidak, tetapi jangan sekali-kali ia mendekatimu - jangan berkumpul
seketiduran denganmu." Isterinya berkata lagi: "Sesungguhnya Hilal itu demi Allah, sudah tidak
mempunyai gerak sama sekali pada sesuatu pun dan demi Allah, ia senantiasa menangis sejak
terjadinya peristiwa itu sampai pada hari ini."
Sebahagian keluargaku berkata padaku: "Alangkah baiknya sekiranya engkau meminta izin
kepada Rasulullah s.a.w. dalam persoalan isterimu itu. Rasulullah s.a.w. juga telah mengizinkan
kepada isteri Hilal bin Umayyah untuk tetap melayaninya." Saya berkata: "Saya tidak akan
meminta izin untuk isteriku itu kepada Rasulullah s.a.w., saya pun tidak tahu bagaimana nanti
yang akan diucapkan oleh Rasulullah s.a.w. sekiranya saya meminta izin pada beliau perihal
isteriku itu - yakni supaya boleh tetap melayani diriku? Saya adalah seorang yang masih muda."
Saya tetap berkeadaan sebagaimana di atas itu - tanpa isteri -selama sepuluh malam dengan
harinya sekali maka telah genaplah jumlahnya menjadi lima puluh hari sejak kaum Muslimin
dilarang bercakap-cakap dengan kita.
Selanjutnya saya bersembahyang Subuh pada pagi hari kelima puluh itu di muka rumah dari
salah satu rumah keluarga kami. Kemudian di kala saya sedang duduk dalam keadaan yang
disebutkan oleh Allah Ta'ala perihal diri kita itu - yakni ketika kami bertiga sedang dikucilkan,
jiwa ku terasa amat sempit sedang bumi yang luas terasa amat kecil, tiba-tiba saya mendengar