Page 62 - BAHAN AJAR MSDM PERUSAHAN By Jandry P. Z. Ratu Kadja, SE.,M.Si
P. 62
ka harus memahami proses formulasi strategi. Mereka harus sangat ahli
mengidentifikasi implikasi tenaga kerja dan persyaratan dari strategi baru
dan dalam pembuatan kebijakan dan praktik SDM yang menghasilkan per-
syaratan tenaga kerja tersebut. Mereka harus memiliki wawasan yang luas
mengenai pengetahuan bisnis agar dapat memahami bagaimana perusa-
haan menciptakan nilai-nilai dan untuk melihat bagaimana sistem SDM
perusahaan berkontribusi dalam proses penciptaan nilai-nilai tersebut.
Profesional SDM harus memahami bagaimana menjalankan bisnis. Hanya
memahami beberapa aspek penting atau masalah praktis dalam perekru-
tan, seleksi dan pelatihan tidak lagi mencukupi.
Metrik SDM dan Benchmarking
Metrik SDM adalah ukuran-ukuran yang digunakan untuk menentu-
kan nilai dan efektivitas strategi SDM. Biasanya termasuk hal-hal seperti
cost per hire, tingkat atau biaya perputaran karyawan, ROI pelatihan dan
modal manusia, tingkat produktivitas karyawan dan biaya manfaat per
karyawan dan sebagainya. Sedangkan Benchmarking adalah suatu pros-
es yang biasa digunakan dalam manajemen strategik, di mana suatu unit
mengukur dan membandingkan kinerjanya terhadap aktivitas atau kegia-
tan serupa unit lain yang sejenis baik secara internal maupun eksternal.
Salah satu contoh mengukur nilai dalam metrik SDM adalah Sistem
Kerja Kinerja Tinggi (High Performance Work System/HPWS). Pada
lingkungan yang kompetitif saat ini, manajer tidak dapat mengabaikan si-
fat sistem SDM, kebijakan dan praktik aktual SDM untuk kesempatan. Ma-
najer biasanya mencoba untuk menciptakan sistem kerja tinggi (HPWS).
HPWS adalah satu set kebijakan dan praktik SDM yang memaksimalkan
kompetensi, komitmen dan kemampuan karyawan perusahaan. Pada
praktiknya, ini berarti bahwa setiap aktivitas SDM HPWS memberikan ha-
sil superior yang dapat diukur. Seberapa banyak perusahaan yang memi-
liki kinerja tinggi mempekerjakan karyawan berdasarkan pada seleksi, tes
dan menyediakan pelatihan pada karyawan baru. Yang perlu digaris-
bawahi adalah manajer tidak dapat membiarkan sistem SDM mereka ti-
dak dikelola. Berdasarkan program penelitian yang dilakukan pada lebih
dari 2.800 perusahaan, perusahaan yang menggunakan kebijakan praktik
54