Page 38 - PDF Compressor
P. 38
Di Indonesia, pengertian pers ditegaskan dalam Undang-Undang
No. 11 tahun 1966 tentang ketentuan-ketentuan pokok pers dan Undang-
Undang No. 21 tahun 1982 tentang perubahan atas Undang-Undang
tahun 1966. Kemudian disempurnakan lagi dengan lahirnya Undang-
Undang No.40 tahun 1999.
Dalam undang-undang tersebut dikatakan bahwa pers adalah
lembaga kemasyarakatan, alat perjuangan nasional yang hanya sebagai
salah satu media komunikasi massa, yang bersifat umum berupa
penerbitan yang teratur waktu terbitnya diperlengkapi atau tidak
diperlengkapi dengan alat-alat milik sendiri berupa percetakan, alat-alat
foto, klise, mesin-mesin stensil atau alat-alat teknik lainnya.
Sejarah mencatat keberadaan surat kabar sejak ditemukannya
mesin cetak oleh Johann Guternberg di Jerman. Prototipe pertama surat
kabar diterbitkan di Bremen Jerman pada tahun 1609. Pada tahun yang
sama, surat kabar yang sangat sederhana terbit di Strasborg. Bentuk surat
kabar yang sesungguhnya terbit pada tahun 1602 di Frankfurt, Berlin,
Humberg, Vienna, Amsterdam, dan Antwerp ( Hiebert, Ungu-rait, Bohn,
1975: 206).
Di Inggris, surat kabar pertama yang masih sederhana terbit pada
tahun 1621. Sementara itu, yang dianggap benar-benar surat kabar terbit
secara teratur ialah Oxford Gazette yang terbit di Oxford pada tahun 1665.
Beberapa bulan kemudian ketika pemerintahan pindah ke London, surat
kabar tersebut berubah namanya menjadi London Gazette. Surat kabar
harian yang pertama terbit adalah Daily Courant.
Di Amerika, Surat kabar harian pertama adalah Pennsylvania
Evening Post dan Daily Advertiser yang terbit pada tahun 1783. Sampai
tahun 1830-an, surat kabar relative mahal harganya dan hanya dibaca
oleh golongan elit, serta para politikus.
Perkembangan teknologi percetakan telah mengakibatkan proses
pencetakan semakin cepat, sehingga surat kabar semakin memasyarakat
karena harganya murah. Surat kabar New York Sun yang diterbitkan oleh
Benjamin Day pada tahun 1833 harganya hanya enam send dan mudah
36