Page 39 - PDF Compressor
P. 39
didapat dari penjaja pinggir jalan. Surat kabar New York Sun menandai
era surat kabar sebagai media massa, dan karena murahnya harga surat
kabar pada era itu disebut The Penny Press. Beberapa tahun kemudian
bermunculan surat kabar lainnya, seperti New York Herald, New York
Tribune dan New York Times.
Pada akhir abad ke 19, surat kabar di Amerika mengalami
kejayaan karena surat kabar melakukan promosi yang sangat agresif,
terlebih saat Joseph Pulitzer menerbitkan St Louis Post-Dispatch, dan
membeli New York Word pada tahun 1883. Pada saat dibeli Pulitzer, New
York Word hanya mencetak 20.000 ekslempar, tetapi pada tahun 1892
pembacanya berjumlah 374.000 orang. Kejayaan ini dikenal sebagai masa
Newspaper Barons. Pulitzer juga yang telah memprakarsai dimuatnya
cerita komik secara rutin pada surat kabar minggu. Setelah Pulitzer
meninggal namanya digunakan untuk penghargaan bagi karya jurnalistik
tingka dunia.
Surat kabar di Amerika pada akhir abad ke 19 menjadi bisnis
besar karena sirkulasinya semakin besar dan banyak persaingan
antarpenerbit surat kabar. Masing-masing surat kabar ingin menarik
perhatian pembacanya. Berbagai cara dilakukan, di antaranya dengan
menulis headline dengan huruf besar dan tebal, serta berita sensasional.
Surat kabar tersebut disebut yellow paper (surat kabar kuning), dan
kegiatannya disebut yellow journalism. Menurut Frank Lutther Mott, yellow
journalism adalah suatu pemberitaan yang didasarkan pada sensasi,
criminal, skandal, gosip, perceraian, seks, bencana dan olah raga
Tahun 1919 terbit surat kabar New York Daily News uang
ukurannya lebih kecil, banyak menggunakan foto terutama pada halaman
pertama, dan menampilkan satu atau dua headline, serta menekankan
unsur seks dan sensasi. Perwujudan tabloid semacam ini disebut sebagai
jazz journalism.
Eksistensi surat kabar di Indonesia melalui enam periode, yakni
masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, menjelang kemerdekaan
dan awal kemerdekaan, zaman orde lama dan serta orde baru, serta orde
reformasi.
37