Page 302 - PDF Compressor
P. 302
di posisi ini, tapi tidak pernah dengan Ruly. Dan laki-laki lain
itu biasanya menyahut dengan tersenyum menggoda, mengata-
kan sesuatu seperti ”Memangnya gue nggak pantas jadi pacar lo,
ya?” Atau untuk yang jago seperti Enzo dulu, dia malah langsung
mencium pipiku dan berkata, ”Ibu-ibunya masih percaya nggak
gue ini bukan pacar lo sekarang?”
Jadi tebak bagaimana sesosok Ruly menanggapi perkataan-
ku barusan.
Dia diam mematung, wajahnya bersemu merah dan sedikit
panik selama dua atau tiga detik, sampai dia berkata, ”Nanti
kalau lo ngomong gitu, ada yang cemburu dan marah sama
gue.”
Wrong answer, Ruly. Wrong answer.
300
R u l y
Satu hal yang selalu gue suka dari Keara adalah gue tidak
pernah bisa menebak apa yang akan keluar dari mulutnya.
Mungkin itu juga sebabnya selalu menyenangkan berada di
dekat-dekat anak ini, karena semua bisa tiba-tiba jadi seru.
Tapi buset ya, yang barusan dia ucapkan itu benar-benar bi-
kin gue mati kutu. Gue tahu banget Keara jago flirting begi-
ni—gue nggak tahu juga ini serius flirting dengan gue atau
dia cuma bercanda—tapi gue nggak pernah bisa nggak gugup
kalau berhadapan dengan perempuan seperti dia. Beda banget
dengan Denise yang…
Shit, ngapain juga gue harus mengingat-ingat Denise lagi.
”Nanti kalau lo ngomong gitu, ada yang cemburu dan ma-
rah sama gue,” hanya ini yang terpikir di kepala gue sebelum
situasi ini jadi canggung.
Isi-antologi.indd 300 7/29/2011 2:15:31 PM