Page 303 - PDF Compressor
P. 303

”Iya, John Mayer yang bakal cemburu,” cetusnya. ”Yuk, pin-
                dah motret ke akuarium di sana itu tuh,” dia langsung keluar
                toko.
                  Gue menarik napas lega dan mengikuti langkahnya.
                  ”Rul, Rul, lihat deh, ada ikan nemo gini, lucu banget deh!”
                serunya tiba-tiba, begitu menemukan akuarium air laut yang
                memenuhi satu dinding toko.
                  ”Ikan nemo itu apa sih?” gue berdiri di sebelahnya, mem-
                perhatikan puluhan ikan warna-warni yang berseliweran.
                  ”Itu  tuh,  yang  warna  oranye-putih-item  itu,  kayak  Nemo
                di Finding Nemo,” katanya dengan semangat menunjuk sekum-
                pulan ikan yang berenang-renang di dekat rumput laut.
                  ”Oh  itu,”  gue  tertawa.  ”Itu  namanya  bukan  ikan  nemo,
                Keara, itu namanya clown fish. Ikan badut.”
                  ”Ah bodo, pokoknya itu Nemo. Eh Ruly, gue kayaknya pe-   301
                ngen beli ikan ini deh, mahal nggak sih? Nanti mau gue taruh
                aja di kamar gitu, di akuarium kecil yang kayak fish bowl yang
                itu  tuh,”  katanya  menunjuk  mangkuk  kaca  berbagai  ukuran
                yang dijejer di satu sudut toko. ”Nggak mahal, kan ya?”
                  Gue tersenyum melihat wajah Keara yang semangat banget,
                kedua matanya yang cokelat berbinar-binar. ”Murah sih, Key,
                yang mahal itu akuariumnya.”
                  ”Kok? Masa sih yang fish bowl begituan doang mahal?”
                  ”Fish  bowl-nya  murah,  Key,  tapi  ikan  nemo  lo  itu  nggak
                bisa pakai mangkuk begituan. Dia itu kan ikan laut, jadi ha-
                rus pakai akuarium air laut dengan filter segala,” gue menjelas-
                kan  ke  si  perawan  dalam  hal  perikanan  ini.  Dalam  hal  lain
                jangan tanya gue, ya.
                  ”Yaaah, mahal ya?” raut wajahnya langsung berubah kecewa.
                ”Mahalnya seberapa sih, Rul?”
                  Gue menyebutkan angka yang langsung bikin dia melotot.








        Isi-antologi.indd   301                                      7/29/2011   2:15:31 PM
   298   299   300   301   302   303   304   305   306   307   308