Page 23 - Teknik Pengolahan Pakan Berserat
P. 23
effisiensi penggunaan substrat tinggi. Inoculum bakteri asam laktat yang terdapat
pada silase berperan sebagai probiotik karena sifatnya yang masih dapat bertahan
hidup sampai bagian lambung utama dari ruminansia yaitu rumen. Beberapa contoh
zat aditif yang biasa digunakan antara lain: jagung halus, pollard, onggok, dan dedak
padi (Despal et al., 2008). Bahan-bahan ini selain berfungsi sebagai zat aditif, juga
dapat menyerap kelebihan air dari hijauan. Kemampuan daya serap karbohidrat
ditentukan oleh luas permukaan serap atau ukuran partikelnya, dan keberadaan
coating, seperti serat dan lemak (yang dapat menurunkan daya serap air bahan)
Parakasi di dalam Surono dkk. (2006) yang menyatakan bahwa penambahan
aditif dalam pembuatan silase adalah segala sesuatu yang dapat membantu ensilase,
yang berperan mensuplai nutrien bagi bakteri asam laktat untuk memproduksi asam
laktat. Penambahan aditif dalam pembuatan silase antara lain bertujuan: a)
mempercepat pertumbuhan asam laktat dan asetat untuk mencegah fermentasi secara
berlebihan, b) mempercepat penurunan pH sehingga mencegah terbentuknya produk
fermentasi yang tidak diharapkan (misalnya butirat) dan c) memberikan suplemen
nutrien yang defisien dalam hijauan yang digunakan.
Silase dapat dibuat dalam bentuk silase tunggal ataupun silase komplit. Pada
dasarnya pembuatan silase komplit sama dengan silase tunggal, hanya saja bahan
penyusunnya lebih lengkap. Bahan penyusun silase komplit lebih lengkap terdiri
dari sumber hijauan, konsentrat dan aditif. Keuntungan silase pakan komplit
disamping meningkatkan keawetan pakan karena diproduksinya asam organik
dan/atau alkohol, menghasilkan produk dengan karakteristik flavor dan aroma yang
khas sehingga meningkatkan palatabilitas, meningkatkan kualitas pakan karena
proses fermentasi dapat meningkatkan kandungan nutrient pakan, serta
meningkatkan kecernaan yang berimplikasi, juga dapat memenuhi kebutuhan ternak
sampai 60-80 %. Sedangkan silase tunggal hanya dapat memenuhi kebutuhan ternak
sekitar 30-40%.
Gambar 7. Silase
(Dokumentasi: Yunilas 2011)
15