Page 39 - Thesis Awan
P. 39
29
Berdasarkan Gambar 17 dapat dilihat bahwa pada perlakuan konsentrasi asap cair
kayu durian suhu pirolisis 450C konsentrasi 1% memiliki aktivitas antijamur lemah
dengan nilai AFA 13,06%. Daya penghambatan pertumbuhan jamur tertinggi yaitu pada
konsentrasi asap cair kayu durian 2% memiliki aktivitas antijamur sangat kuat dengan
nilai AFA 100%. Tingkat penghambatan pertumbuhan jamur S.commune pada
konsentrasi 1% suhu pirolisis 350 C, 400C dan 450C tidak berbeda dengan tingkat
aktivitas antijamur lemah yaitu dengan nilai AFA ≤ 25%, sedangkan pada konsentrasi
2% pada suhu pirolisis 350C, 400C, 450C memiliki aktifitas antijamur sangat kuat
dengan nilai AFA <75%. Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian Kartal et al. (2011)
yang mengungkapkan bahwa tingginya konsentrasi asap cair merupakan titik kritis
terhadap daya hambat terhadap pertumbuhan jamur.
Penghambatan terhadap pertumbuhan jamur diduga komponen asap ciar terutama
fenol dan kadar asam yang mampu berperan sebagai antijamur. Pernyataan ini perkuat
dengan pendapat Kimura et al. (2002) yang menyatakan asam dan fenol yang terdapat
didalam asap cair berperan sebagai antijamur. Mekanisme aktivitas senyawa fenol
sebagai anti mikrobia yaitu terjadinya reaksi dengan membran sel yang menyebabkan
terganggunya proses permeabilitas membran sel dan terjadinya inaktivasi enzim-enzim
esensial (Davidson & Branen, 1981). Selanjutnya Cowan (1999) menyatakan bahwa
mekanisme senyawa fenol sebagai antijamur melalui penghambatan aktivitas enzim yang
diperlukan pada saat menginfeksi tanaman. Selain itu, dibandingkan dengan fenol itu
sendiri, senyawa hasil oksidasi fenol memiliki aktivitas anti- mikroba yang lebih tinggi,
melalui gangguan pembentukan dinding sel dan pengaturan metabolisme sel (Semangun,
1996; Agrios, 2005).
Penelitian Oramahi et al. (2011) juga menyatakan bahwa kadar asam dan fenol pada
asap cair sebuk gergaji kayu Akasia (Acacia Mangium Willd) dan Kayu Laban (Vitex
Pubescens Vahl) yang memiliki peran sebagai antijamur. Penghambatan pertumbuhan
jamur dikarenakan adanya kandungan asam merupakan senyawa sebagai antimikrobia.
Hal tersebut diperkuat dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Lou et al. (2011) hasil
penelitian membuktikan bahwa mekanisme asam klorogenat sebagai antimikrobia
mengganggu membran intraseluler dan melepaskan makromolekul sitoplasma, yang
menyebabkan kematian sel.