Page 9 - Sinar Tani Edisi 4075
P. 9
AG R I P ROFIL Edisi 19 - 25 Februari 2025 | No. 4075 Tahun LV 9
Lahan Terbatas,
Arif jadi Petani
Melonial
di Atap Rumah
Di tengah padatnya ibu kota, Ahmad Syarif yang akrab
disapa Arif membuktikan bahwa berkebun tak harus
memiliki lahan luas. Berawal dari hobi dan profesinya
sebagai penyuluh pertanian, Arif mendirikan “Latar Babe”,
yang merupakan singkatan “Lahan Terbatas Bawa Berkah”.
erlokasi di rooftop kini menjadi sumber penghasilan
rumahnya di Kelurahan tambahan.
Cipedak, Jagakarsa, Satu tahun lalu, Arif mengajak
Jakarta Selatan, Latar para remaja sekitar untuk bertani di
Babe kini berkembang Latar Babe. Anak-anak muda yang
Bmenjadi pusat urban sebelumnya menghabiskan waktu
farming yang menarik perhatian dengan bermain gawai hingga
masyarakat dan berbagai kalangan, begadang, kini aktif menanam dan tokoh masyarakat. Latar Babe Karena itu selain menjual hasil
mulai dari pecinta tanaman hingga melon. telah dikunjungi anggota DPRD, panen, Arif rutin mengadakan
pejabat pemerintahan kota DKI “Di awal, saya coba menanam DPR RI, dan dalam waktu dekat. pelatihan gratis. Ia berharap
Jakarta. empat pohon melon. Banyak “Rencananya pada panen yang ke semakin banyak orang yang mau
Tinggal di Jakarta Selatan, Arif yang suka, akhirnya saya tambah empat ini akan ada kunjungan dari bertani di rumah mereka sendiri.
justru bertugas sebagai penyuluh jadi 30 pohon, lalu berkembang Pemerintah DKI Jakarta,” ujarnya “Saya ingin anak-anak muda
pertanian THL-TBPP di wilayah menjadi 153 pohon. Setiap panen, saat berdialog dengan SINTATV. belajar dan menerapkan ilmu ini di
Cakung, Jakarta Timur. Namun, permintaan semakin meningkat. Keberhasilan ini membuktikan rumah mereka. Tidak harus besar,
dirinya merasa perlu memiliki Bahkan sebelum panen tiba, bahwa pertanian perkotaan yang penting mulai,” katanya.
lahan praktik sendiri. Saat ini, Latar banyak yang sudah memesan lebih memiliki potensi besar jika dikelola Dalam pelatihan ini, Arif
Babe memiliki lahan 150 meter dulu,” ujar Arif. dengan baik. Bahkan Arif tidak mengajarkan teknik bercocok
persegi yang ditanamin melon Melihat antusiasme masyarakat, hanya berbisnis, tetapi juga berbagi tanam yang sederhana, mulai dari
dengan sistem hidroponik dan 60 Arif pun semakin serius menanam ilmu. Bagi warga yang ingin memilih bibit, merawat tanaman,
meter persegi untuk tabulampot melon varietas Kirin, yang terkenal mulai bertani di lahan terbatas, hingga panen yang optimal. Ia
buah. dengan kulit kuning keemasan, ia memberikan pembinaan dan juga berbagi tips bagaimana
Dengan latar belakang alumni daging renyah, dan rasa manisnya pendampingan gratis. memasarkan hasil panen,
Sekolah Menengah Pembangunan yang khas. ”Awalnya saya mencoba “Bertani bukan soal “tangan terutama dengan memanfaatkan
Pertanian Jagakarsa (kini SMKN beberapa jenis melon sebelum panas atau tangan dingin”, tapi media sosial agar lebih banyak
63), Arif memang telah memiliki akhirnya memutuskan bahwa soal mau belajar atau tidak. Saya orang yang tertarik membeli.
dasar ilmu budidaya tanaman varietas Kirin paling cocok ditanam” selalu bilang, kalau belum tahu, Arif juga menekankan bahwa
yang dipelajari saat sekolah. ungkapnya. cari ilmunya. Kalau belum mau, ya urban farming bisa menjadi solusi
Namun ia tetap memperdalam sulit untuk memulai. Yang penting untuk ketahanan pangan di kota-
pengetahuannya dengan Petik, Timbang, Bayar ada niat dulu, lalu kita bisa mulai kota besar. Jika semakin banyak
mempelajari teknik bertani, Arif memahami bahwa warga bertani,” tuturnya. orang memanfaatkan lahan
terutama hidroponik, kemudian Jakarta senang dengan pengalaman terbatas mereka untuk bertani,
mengaplikasikan sendiri di unik dan Instagramable. Karena Ajak Generasi Muda maka kebutuhan pangan lokal
lahannya di atasp rumah. itu, ia menerapkan konsep “Petik, Dalam mengelola Latar Babe, bisa lebih terpenuhi tanpa harus
Arif melihat, masyarakat Timbang, Bayar”. Jadi saat panen, setidaknya ada 10 remaja yang aktif selalu bergantung pada pasokan
perkotaan membutuhkan solusi pengunjung bisa langsung memetik terlibat dalam kegiatan bertani dari daerah lain.
bercocok tanam yang mudah, melon sendiri, menimbang, lalu dengan latar belakang yang Dengan semangat berbagi,
murah, dan berkelanjutan. Tak membayar sesuai beratnya. bermacam-macam. Bahkan salah kreativitas dalam memanfaatkan
sekadar mengajarkan teori, ia Namun diakui, banyak yang seorang pengelolanya adalah guru lahan terbatas, serta inovasi
mendampingi mereka hingga datang untuk berfoto, membuat olah raga di salah satu sekolah SMP dalam pemasaran, Latar Babe tak
berhasil. Di Latar Babe, Arif video, hingga membagikan di wilayah Jagakarsa. ”Ada yang hanya menjadi tempat bertani,
menanam mulai dari tanaman hias, pengalaman mereka di media kini kuliah di IPB, bahkan ada yang tetapi juga sumber inspirasi bagi
tabulampot (tanaman buah dalam sosial. Strategi pemasaran ini akan ikut Magang Jepang program banyak orang. Banyak masyarakat
pot), hingga yang paling menarik terbukti efektif menarik perhatian Pemerintah,” katanya. yang mulai tertarik untuk
perhatian yaitu melon. dan memperluas jangkauan pasar. Keaktifan generasi muda mengembangkan model serupa
“Saya telah merasakan sendiri “Awalnya ada yang ragu karena tersebut membuktikan bahwa di lingkungan mereka sendiri.
manisnya hasil panen, baik harga melonnya Rp50.000 per kg. usaha pertanian kota bisa Arif berharap semakin banyak
dari segi rasa maupun manfaat Tapi setelah mereka coba sendiri, memberikan peluang sebagai orang yang terinspirasi untuk mulai
ekonomi,” ungkapnya. Dengan mereka memahami kualitasnya, penghasilan. Karena itu, Arif bertani di rumah masing-masing.
terbatasnya ruang bertanam, dan akhirnya jadi pelanggan tetap,” berharap semakin banyak anak Dengan demikian, pertanian
Arif pun mengubah rooftop yang kata Arif. muda yang tertarik untuk bertani, kota bisa berkembang lebih luas
sebelumnya tidak dimanfaatkan Konsep ini sukses menarik minat baik untuk kebutuhan sendiri dan memberikan manfaat bagi
menjadi lahan produktif yang banyak orang, termasuk pejabat maupun sebagai peluang usaha. masyarakat. Herman/Yul