Page 74 - E-MODUL KIMIA PANGAN DAN GIZI 2024
P. 74
BAB 3 ANALISIS KOMPONEN
ZAT GIZI
Cara Munson-Walker
Prinsip cara tersebut dengan menentukan jumlah kuprooksida yang
terbentuk dengan cara penimbangan dan melarutkan kembali dengan asam
nitrat kemudian dititrasi dengan tiosulfat. Jumlah kuprooksida yang
terbentuk sebanding dengan jumlah gula pereduksi. Hubungan antara
jumlah kuprooksida dengan gula pereduksi dengan Tabel Hammond.
Cara Lane-Eynon
Prinsip cara ini yaitu, titrasi reagen soxhlet (campuran CuSO4 dan kalium
natrium tartrat) dengan sampel. Reagen titrasi menggunakan reagen
soxhlet, indikatir metilen biru, dimana titik akhir titrasi yaitu ketika larutan
tepat berubah dari biru menjadi tidak berwarna. Reagen soxhlet terlebih
dahulu distandarisasi dengan gula pereduksi. Setelah distandarisasi, reagen
soxhlet dapat digunakan untuk titrasi sampel. Hubungan antara volume hasil
titrasi dengan jumlah gula pereduksi menggunakan Tabel Lane-Eynon.
B. Metode Oksidasi dengan Larutan Ferrisianida Alkalis
Tujuan metode ini untuk menghitung kadar gula pereduksi. Prinsip metode
tersebut untuk adanya reaksi reduksi ferrisianida menjadi ferrosianida oleh
gula pereduksi. Penentuan kadar dengan cara oksidasi dengan larutan
ferrisianida alkalis lebih baik daripada oksidasi dengan kuprisulfat karena
reagen ferrisianida dalam alkali lebih stabil daripada kuprooksida. Jumlah
ferrosianida yang terbentuk dianggap ekivalen dengan jumlah gula
pereduksi. Persamaan reaksi :
Bila ke dalam campuran tersebut, ditambahkan ZnSO4 maka ferrosianida
yang terbentuk akan diendapkan menjadi senyawa kompleks dengan
persamaan reaksi :
62