Page 26 - MODUL PEMBELAJARAN EKONOMETRIKA
P. 26

BAB 4
                                    EVALUASI MODEL REGRESI BERGANDA


               A. Autokorelasi

                       Autokorelasi  menunjukkan  sifat  residual  regresi  yang  tidak  bebas  dari  satu  observasi  ke  observasi
               lainnya, atau secara formal.
                                                      E(      ) ≠0;i≠   
                                                              
               Fenomena ini umum ditemukan pada regresi dengan data yang bersifat time series letapt kadang juga ditemukan
               pada data cross section, Keberadaan autokorelasi dapat dilihat secara kasual (melalui grafiks) Gambar dibawah
               menunjukkan  berbagai  pola  residual  yang  umum  ditemukan Pola  a  s/d  d  menunjukkan  kondisi  autokorelasi
               Sebagai contoh, pola b bersifat poutif monotonik (meningkat sejalan dengan berjalannya waktu). Sedangkanpola
               d menunjukkan kondisi di mana tidak ada autokorelasi, di sini residual tersebar di sekitar nol pada berbagai titik
               waktu.
                   1.  Penyebab autokorelasi
                              Autokorelasi adalah fenomena model (Vogelvang, 2005), la timbul dari spesifikasi yang tidak
                       tepat  terhadap  hubungan  antara  variabel  endogenous  dengan  variabel  penjelas  Akibat  kurang
                       memadainya spesifikasi maka dampak faktor yang tidak masuk ke dalammodel akan terlihat pada pola
                       residual.
                       Secara  lebih  spesifik,  beberapa  penyebab  autokorelasi  (atau  juga  sering  disebut  korelasi  serial)  di
                       antaranya (Wooldridge, 2005, Vogelvang, 2005 dan Gujarati, 2003):
                       a.  Inertia  Salah  satu  karakteristik  umum  dari  data  yang  bersifat  time  series  adalah adanya  inertia
                          (sluggishness).  Penyesuaian  akibat  suatu  goncangan  terhadap  variabel  makro  ekonomi  adalah
                          bersifat bertahap, dan berlangsung sepanjang waktu tertentu. Hal ini juga terjadi pada sekelompok
                          variabel. Dengan demikian kita dapat mengobservasi adanya pergerakan bersama, misalnya: GDP.
                          pengangguran dan tingkat harga yang sebenarnya disebabkan adanya goncangan pada variabel-
                          variabel tersebut dan mereka saat ini berada dalam penyesuaian menuju ekuilibrium Dalam kondisi
                          ini  tentu  saja  model  regresi  yang  menggunakan  variabel-variabel  dimaksud  akan  mengalami
                          autokorelasi.
                       b.  Specification bias Yakni kesalahan dalam menspesifikasi model. Terdapat dua tipe kesalahan, yakni
                          (1)  mengeluarkan  variabel  yang  seharusnya  ada  pada  model  (omined  variable)  dan  (2)  bentuk
                          fungsional yang tidak benar Pada kasus pertama misalnya kita modelkan fungsi permintaan daging
                          sapi terhadap pendapatan, jumlah keluarga dan harga daging ayam. Jika karena suatu hal kita tidak
                          memasukkan  harga  daging  ayam,  padahal  variabelini  adalah  penting  maka  kita  akan  memiliki
                          residual regresi sebagai fungsi dari harga daging ayam Sedangkan kasus bentuk fungsional terjadi
                          ketika kita memodelkan regresi sebagai fungsi linier yang harusnya mungkin kuadratik.
                       c.  Fenomena Cobweb Sering terjadi pada pemodelan di mana terdapat satu femmena lagged response.
                          Hal  ini  sering  terjadi  misalnya  pada  estimasi  fungsi  pasokan  produk  pertanian.  Petani  akan
                          mendasarkan keputusan jumlah produk bertarkan harga satu penode yang lalu. Dengan demikian
                          residual pada model ini tidak akan bersifat independen, terjadinya produk berlebih ( over production)
                          di suatu periode (sehingga harga turun) akan mendorong petani untuk memproduksi lebih sedikit
                          diperoleh  selanjutnya.  Dampak  variabel  lag  tidak  hanya  yang  bersifat  successive,satu  periode
                          langsung di belakangnya, namun bisa terjadi pada beberapa periode.  Perilaku persediaan umumnya
                          mengikuti pola seperti ini, persediaan pada waktu t terikat tidak hanya pada t-1, tetapi juga beberapa
                          periode sebelumnya t-2, t-3.
                       d.  Rekayasa Data Karena satu dan lain hal, seorang peneliti kadang harus menukangi" data. Salah satu
                          praktik "menukangi data" yang sering terjadi misalnya akibat perbedaan frekuensi. Misalnya kita
                          akan meregresi nilai tukar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan suku bunga dengan frekuensi
                          data  bulanan.  Data  PDB  adalah  bersifat  kuartalan,  dengan  demikian  dilakukan  suatu  teknik
                          interpolasi yang memungkinkan data PDB kuartalan dipecah menjadi data bulanan. Penggunaan
                          metode interpolasi ini menimbulkan dampak smoothing yang berpotensi autokorelasi.


                                                           23
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31