Page 29 - MODUL PEMBELAJARAN EKONOMETRIKA
P. 29

3.  Prosedur koreksi
                              Jika  pada  suatu  model  regresi  terdeteksi  heterokedastisitas, maka  standar  error  dari  regresi
                       menjadi  bias  Sebagai  konsekuensinya,  seluruh  upe  uji  hipotesis  (parsial  dan  exclusion)  menjadi
                       menyesatkan Unnik itu perlu dilakukan koreksi terhadap model Terdapat 2 tipe koreksi yakmi (1) koreksi
                       terhadap  standar  error  regresi  dan  (2)  Generalized  Least  Square  GLS.  Tipe  koreksi  yang  pertama
                       dilakukan  hanya  terbatas  pada  standar  error  regresi  Tidak  ada  modifikasi  atau  estimasi  ulang  atas
                       parameter yang diperoleh dari OLS Koreksi terhadap standar error regresi dilakukan melalui prosedur
                       yang diuraikan oleh White (1980) dan dikenal dengan nama Heterocedasticity Robust Standard Error.
                              Prosedur  White  (1980)  dilakukan  terutama  jika  heterokedastisitas  yang  terjadi  adalah  pada
                       model yang telah dispesifikasi dengan benar. Setelah memeriksa kembali model yang diestimasi tidak
                       ditemukan  dasar  untuk  mengubah  susunan  variabel.  Koreksi  dengan  metode  GLS  dapat  mengubah
                       parameter atau interpretasi sehingga diambil langkah hanya untuk mengoreksi standard error parameter.

               C. Multikolinearitas
                       Dan prinsip matematika matniks, kita mengetahui bahwa jika sistem persamaan mengalami kondisi
               ketidakbebasan secara linier (di mana terdapat suatu baris/kolom yang merupakan kombinasi linier baris/kolom
               yang lain) maka sistem persamaan tersebut tidak akan memiliki solusi. Inilah yang terjadi jika variabel bebas yang
               ada pada model mengalami multikolinearitas sempurna Sedangkan jika mulukolinearitas adalah tidak sempurna,
               maka kesulitan yang terjadi adalah kesulitan dalam inferensi Karena standar error yang bersifat variabel.
                  1.   Penyebab multikolinieritas
                       Terdapat beberapa penyebab multikolineantas, di antaranya (Montgomery and Peck. 1982)
                          a.  Cara pengambilan data dan kecilnya ukuran sampel
                          b.  Pembatas pada model atau populasi yang disampel Misalnya kita meregresi konsumsi listrik
                              terhadap pendapatan dan ukuran rumah. Di sini populasi dari mana sampel diperoleh memiliki
                              karakteristik  kolinearitas,  di  mana  individu  yang  memiliki  pendapatan  tinggi  umumnya
                              memiliki rumah berukuran besar
                                                                        3
                                                                     2
                          c.  Spesifikasi  model.  Penambahan  polynomial  (     ,    ,       )   berpotensi  menimbulkanmasalah
                              multikolineantas terutama jika kisaran nilai x yang dimiliki adalah kecil
                          d.  Model yang overdetermined Hal ini terjadi jika model dimaksud memiliki lebihbanyak variabel
                              dibandingkan jumlah sampel (umumnya terjadi pada penelitianmedis).
                          e.  Common trend. Terutama jika kita menggunakan data time series, banyak variabel seperti GDP,
                              konsumsi agregat, PMA, dan sebagainya bergerak searah berdasarkan waktu.
                  2.   Teknik deteksi
                              Gujarati (2003) menyatakan bahwa multikolinearitas adalah fenomena sampling. Ia terjadi pada
                       sampel dan bukan pada populasi Hal ini tentu saja jika kita telah menspesifikasikan variabel yang masuk
                       ke dalam model dengan benar (misalnya tidak ada variabel yang merupakan multiplikasi dari variabel
                       lainnyas Dengan kata lain jika dimungkinkan untuk bekerja pada populasi maka multikolineantas tidak
                       akan pernah menjadi suatu masalah.
                              Dalam  istilah  lain  yang  terkait.  Kmenta  (1986)  menyatakan  permasalahanmultikolinearitas
                       adalah persoalan derajat. bukan apakah ada atau tidak ada suatukolinearitas pada data yang dimiliki
                       Beberapa metode yang dapat digunakan untukmengukur derajat kolinearitas adalah
                               2
                          a.     yang  tinggi  tetapi  sedikit  variabel  yang  signifikan  Meskipun  kolinearitas  menyebabkan
                              standard error dan parameter menjadi lebih besar tetapi hal ini tidak terjadi pada model secara
                                                                                   2
                              keseluruhan. Residual model adalah tidak bias dengan demikian    yang dimiliki adalah valid.
                                                             2
                              Jadi, jika kita memiliki model dengan   yang tinggi (misalnya >0.7) tetapi sedikit variabel yang
                              signifikan, kita dapat menduga bahwa model yang dimiliki mengalami multikolineantas.
                          b.  Koefisien  korelasi  yang  tinggi  di  antara  regressor.  Cara  langsung  mendeteksi  adanya
                              mulukolinearitas  adalah  dengan  menghitung  koefisien  korelasi  di  antara  variabel  bebas
                              Koefisien korelasi yang dihitung dapat bersifat pairwise correlation (zero order correlation):
                              yang menunjukkan korelasi di antara vanabel x, atau bersifat parsial (Farrar Glauber, 1967):




                                                           26
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34