Page 132 - 9 dari Nadira
P. 132
beila g,. Chudori
Bram mengisap rokoknya dalam-dalam, dan dengan
suara berg e t a r dia menari k Tara ke sebuah m a sa yang pe
nuh asap, keringat demonst.ran. Ketika Jakarta dikoyak
koyak sejarah ...
Jalan K e se h a t a n , Jakarta Pusat, 1 6 Januari 1974
Jarum jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi.
Arya memberondong masuk ke ruang tengah dan K e m a l a
l
langsung e n j e r i t . D la m e m e l u k anak e l a k i k a m i , seka/igus
m
mengguncang-guncang tubuh Arya sembari berlinangan
air mata. Berkali-kali Kemala mempertanyakan dari mana
d ia semalaman. Dari nadanya, Kemala agak menyalahkan
s a y a . Ketika itu, Nina baru berusia 1 6 tahun d a n Arya
15 tahun; mereka masing-masing duduk d i kelas 2 dan 7
SMA. Nadira masih d i sekolah d a s a r dan d ia mempunyai
dunianya sendiri. Dia s e d a n g asyik menuliscerita pendek ,
meski s a y a tahu, dalam d i a m n y a , Nadira memperhatikan
tingkah /aku k e d u a kakaknya.
Kemala tak se t u j u s a y a sudah berbagi cerita politik
pada anak kami pada u s ia sedini itu. S a y a memang sudah
mengajak mereka berdiskusi tentang situasi politik yang
tengah panas partai-parta; politik yang sudah ditakluk
kan, d o m i n annya pemerintahan Orde Baru, kunjungan
Perdana Menteri T a naka, soa/ penanaman modal /uar
negeri. lstri s a y a menganggap informasi seperti itu terlalu
berat untuk disangga anak-anak s a y a yang seharusnya
masih sekolah. Hari itu, tanggal 15 Januari, ketika s a y a
sibuk meliput kerusuhan d e m o n strasi dan pembakaran
J
mobi/-mobil buatan ep a n g , saya baru tahu ternyata k e d u a
anak saya menghilang semalaman. /tu/ah yang menye
babkan Kemala histeris.
12§