Page 135 - 9 dari Nadira
P. 135
'fasbih
Tara duduk di hadapan Nadira. Setengah putus asa.
Gadis muda itu sudah mendadak tua; terutama s e jak
ibunya begitu saja pergi. D i a baru berusia 32 tahun; dan
ada kemungkinan d i a memilih tidak menikah sama sekali.
Tetapi d i mata Tara, Nadira sudah berusia 45 tahun. Ling
karan hitam di bawah matanya; s e gerombolan kerut yang
tiba-tiba menyerbu dahinya tanpa diundang. Dari man a ke
tuaan itu datang?
"Saya tidak akan minta maaf."
Tara sudah tahu Nadira akan menyodorkan kalimat itu.
"Pasti sebentar lagi Mas Tara akan mengatakan, saya
kan sudah bilang, jangan mengerjakan penugasan itu .. ."
Tara menyeret kursi nya dan duduk begitu dekat dengan
Nadira yang sedang dikelilingi api dan asap kemarahan.
"Somasi itu akan dicabut kalau kau minta maaf."
"Saya tidak takut dituntut ke pengad l a n."
i
"Yang bilang kamu takut, siapa?"
Nadira terdiam.
"Nadira ... , kamu tahu berapa kali aku menemukanmu
meringkuk di bawah kolong meja kerjamu? Tidak tidur;
kamu cuma memejamkan mat a."
Nadira menelan ludah.
"Apa hukuman saya, Mas? Potong gaji? Tidak boleh me-
liput dua bu Ian? Saya akan jalani."
"Apa yang membuat kamu lepas kontrol?"
"Dia menghina I bu."
Tara mengerutkan kening, "Menghina ibumu?"
d
"Pokoknya i a menghina I bu!"
Tara menahan diri untuk tidak menyemprot Nadira.
n
I i bukan waktu yang tepat.
"Kamu harus menulis berita acara yang lengkap dan
rinci tentangsemua kejadian; apayangd i a katakan; apayang
d i a lakukan, men it per men it; transkrip semua wawancara
128