Page 161 - 9 dari Nadira
P. 161
Ciuman 'f erpanjang
sudah menyusuri sejarahnya dan bertahun-tahun meri
se t n y a dengan b e b e r a p a dalang dari Jawa T e n gah dan
Jaw a Timur. I ni tafsir yang modern, tentu s a j a ... , " Gilang
berbicara dengan suara yang berat dan rasa p e r c a y a diri
yang ber/ipat.
"Tapi orangtua Gilang ini dari Tanah P a su n d a n , bu
kan?" kata Bram.
"Oh, i y a , P a k . Keduanya sudah almarhum. T e t a p i
kami berdua, sa y a d a n adik sa y a , sebetulnya cukup lama
b e / a j a r d i Y o g y a ... "
"/tu sebabnya karya-karya Mas Gi/ang ini lebih ba
nyak d i p e ngaruhi tari Jawa, Y a h , "kata Nina. "Of oourse it
is a modern rendering .. ."
Gilang m en j e / a skan beberapa m a s t e r tari Jawa klasik
yang selama ini m en j a d i gurunya, sernentara Bram meng
angguk-angguk. Gilang yang memperlihatkan dirinya
sebagai se o r ang seniman besar itu akhirnya menjawab
pertanyaanku: k e t i k a anakku berdampingan dengannya,
pusat kehidupan itu bukan Nina, tetapi Gilang. Seperti
yang dia pernah akui padaku, anak sulungku itu akan b i s a
hidup d a n bernafas karena kehadiran Gilang. Nina tam
pak merasa hangat, karena Gilang seperti matahari yang
menguraikan cahaya.
Kulihat Arya sibuk mengaduk-aduk ruka e m p e k - e m p e k
tanpa mengunyahnya sa m a sek a l i . Dia sep e r t i tengah men
cari sebutir intan di situ.
Begitu sibuknya dia mengaduk-aduk, hingga menge
luarkan suara yang agak bising dan menguing. Kulihat
Bram mulai terganggu dengcrn tingkah Arya dan mencari
c a r a untuk melibatkan Arya dan Gi/ang ke dalam se b u a h
peradaban.
" A r y a baru sa j a menyelesaikan ku/iahnya d i Fakultas
Kehutanan ... d i Bogor. •
1S4