Page 164 - 9 dari Nadira
P. 164
l:ieila §. Chudori
Arya menutup buku harian ibunya dan menghela nafas. En am
tahun kemudian, Arya merasa keluarga Suwandi menghadapi
problem yang sama. Seorang lelaki mencoba masuk dalam
keluarga. Kali ini, Arya tak ingin dianggap seperti begundal
yang menyusahkan. Dia mencoba memahami adiknya, meski
luar biasasulit.Apakah Nikomenjadi matahari yangmembuat
Nadira merasa hangat? Arya tak pernah lupa wajah Nadira
yang lebih mi rip mayat hidup sejak ibunyatewasempat tahun
yang lalu. Arya mengubur diri ke hutan, sementara Nadira
mengubur diri dalam pekerja.an. Memang baru kali ini Arya
melihat kilat-kilat pada mata Nadira. Arya tahu, dia harus
merelakan Nadira memilih jalan hidupnya. Dia hanya bisa
berharap adiknya membuat pilihan yang tepat.
***
Gunung-gunung menjulang
Langit p e st a warna d i dalam senjakala.
Dan aku me/ihat
P r o t e s - p r o t e s yang terpendam,
Terhimpit d i b a wah ti/am,
t S a j ak Sebatang Li song: Rendra)
Nadira perlahan bergeser dari rak-rak buku yang melekat
pada dinding itu menuju sebuah teras. Sayup-sayup dia
mendengar suara Niko Yuliar yang tengah membacakan
sajak karya Rendra di atas panggung kecil dadakan yang
dibangun khusus untuk acara ini. Mata Nadira menyisir
judul-judul buku itu, sementara suara Niko masih terdengar
sayup-sayup.
Nadira mengambil salah satu buku karya Amartya
1§7