Page 20 - 9 dari Nadira
P. 20
jv1encari �eikot �eruni
Aku baru menyadari, ternyatatanganku yang menyebabkan
bunyi ramai itu. Dan entah bagaimana, hanya dalam be
berapa detik aku sudah berlari dan berlari ke belakang.
Aku berlari diiringi tatapan heran ratusan pelayat. Seruni.
Ke mana aku bisa mendapatkan bunga seruni yang selalu
diinginkan lbu?
***
Amsterdam, April 1957
De Groene Bar s e lalu menjadi tujuan Bea dan aku,
jika kami ingin bertingkah semaunya. Lebih tepatnya: jika
Bea s e d a n g gatal ingin lelaki dan aku sedang hausmencari
alkohol. Kami memang baru sa j a mendekam seharian
dengan Sense and Sensibility karya Jane Austen, sebuah
novel yang harus kami diskusikan b e so k , sementara aku
heran sekali kenapa tahun pertama kami d ijejali oleh novel
novel karya penulis lnggrisabad 19 yang selalu mengkha
watirkan jodoh dan harta. Bea dan aku mulai gelisah.
Austen membuat kami resah dan bosan. Kelihatannya aku
butuh lelaki d a n alkohol.
Bea menyeretku sembari berbisik. Asap rokoknya me
ngepul menghambur ke mukaku. Dia membisikkan satu
nama d i telingaku sembari cekikikan. Mendengar usu/nya,
aku ma/ah tak bersemangat.
#Malas ah! Aku tak berminat pada lelaki Indonesia."
# Y a n g ini b e r b e d a ... N
NA panya yang b e r b e d a ? M e r ek a semua selalu meng
hakimi; r a j i n tidur dengan perempuan Belanda t a p i ingin
kawin dengan perempuan Indonesia yang manis dan p e
nurut, N aku menyambar jaketku, N k i t a ke Kalverstraat per
simpangan S p u i s a j a. •
10