Page 23 - 9 dari Nadira
P. 23
l:ieilo g,. Chudori
Dia mendorong gelasOuwe itu ke depanku.
H Y a , banyak yang menyangka aku dari jazirah ... N
H J a d i ... kamu dari mana? Bukan dari J a karta?N B e a
bertanya s a m b i l melirik kenes. S i lelaki ganteng dan man
cung itu e n c o b a menyibukkan diri dan menggumamkan
m
sebuah kata yang tergilas di dalam jeritan suara rom
bongan mahasiswa yang sedang bertepuk tangan d i meja
paling ujung. Entah siapa yang se d a n g berulang tahun
atau mungkin merayakan werkstuk9 yang mendapat pu
jian; aku tak peduli. Belum sempat aku meminta d i a meng
ulang ucapannya, Bea membuat sebuah alasan yang ber
bau 'dusun' bahwa d ia harus menemui Christel d i meja
lain. Bea meninggalkan bar sembari mengedipkan sebelah
matanya.
S i lelaki ganteng tersenyum. Barulah aku melihat, d ia
memang dari Indonesia ... Entah senyumnya atau mung
kin bentuk d a g u n y a , t e t a p i sekarang aku yakin d ia orang
Indonesia. Aku merasa seseorang memperhatikan aku
dari jauh. P r o f e so r maha tahu itu menatapku.
H K e n a p a d ia ?N t a n y a sang lelaki ganteng itu d e n g a n
nada curiga.
Aku meneguk Ouwe itu, tak p e d u l i , N P a st i d i a mau
menagih werkstuk yang terlambat. N
HMenagih werkstuk d i bar?N sang lelaki tersenyum
d e n g a n dalihku. Semakin magnetik.
# P r o f V a n Dijk dan entourage sedang membicarakan
pertemuan m e r e k a dengan Sartre dan Simone ... , N kataku
tersenyum. Dia tertawa mendengar suaraku yang tak
tahan untuk tidak mengejek.
HBiarkanlah d ia bangga dengan pertemuan-perte
muan se k e ja p , m e s k i hanya sebagai peserta seminarnya, N
' Makalah atau paper.