Page 28 - 9 dari Nadira
P. 28
jv1encari �eikat �eruni
Dan tiba-tiba itulah yang terjadi. Lebih gila / a g i , Bram
sama se k a l i tidak terkejut dengan seranganku yang begitu
mendadak.
NA ku tak mau ke Wina dan ke V e n i c e .. :
Bram ma/ah memelukku semakin erat. Apakah mag
net terasa begini hangat; dan .apakah ilmu fisika du/u sem
pat mengajarkan bahwa magnet b i s a mengalirkan rasa
panas ke dalam tubuh manusia?
Ma/am itu kami berbincang hingga pagi d i kamarku.
Kami tak melakukan apa-apa, k e c u a l i berpelukan dan ber
pegangan tangan. Dan itu sudah cukup menggetarkanku.
Aku lebih banyak bercerita tentang buku-buku yang
tengah kubaca. Sa at itu aku bar u m e n y el e s a ikan She Came
to Stay dari Simone d e Beauvoir. Bram mendengarkan
o c e hanku d e n g a n tenang. Matanya seperti sebuah danau
yang sanggup menelanku.
NTulisan siapa yang kau kagumi?" tanyaku se t e l a h
menyadari aku berbicara banyak. Bram t e r se n y u m . Ha
nya beberapa hari kemudian, se t e l a h aku mampir keapar
t e m e n n y a , aku melihat beberapa tulisan karya M. Natsir,
pemimpin Partai Masyumi.
***
Jakarta, 1992
Akhirnya kami berhasil m e m buka gudang itu. Serom
bongan debu menghambur. Yu Nina dan aku langsung saja
terbatuk-batuk; Kang Arya segera menyodorkan masker.
Sementara mereka sibuk dengan perangkatnya masing
masing untuk menghadang serbuan debu, aku lebih tertarik
pada sebuah peti antik kecil yang duduk sendirian ditemani
debu dan koran-koran bekas. Peti tradisional itu terbuat dari
18