Page 247 - 9 dari Nadira
P. 247
Jlt Pedder fla�
Amalia semakin menyibukkan matanya dengan pilihan
kain yang ditebarkan di atastempat tidur. Yu I n a merasa Lia
bertingkah aneh.
·Ada apa, Lia?"
Amaliaakhirnyamenatap mataYu n a, sepupunyayang
I
paling dekat dengan dia sejak kecil, karena usia mereka tak
jauh berbeda.
"Yu I n a ingat ada berita kecil di Jakarta itu ... 10 tahun
yang lalu, ada istri wartawan yang ditemukan tewas bun uh
diri itu?"
Yu I n a menutup mulutnya seolah menghalangi rang
kaian k e j utan yang hampir menghambur keluar. Amalia du
duk di samping Yu I n a, dan Yu I n a entah kenapa merasa
harus memeluk bahu sepupunya itu.
• Aku tidak apa-apa, Yu I na. ltu kan memang perjalanan
hidup Kang Arya."
"Mereka pasti sedih sekali..."
"ltu sudah pasti, Yu ... Bukan hanya sedih, tapi juga
mungkin seperti Uwak Chusnul .. ."
Yu n a mengerutkan kening. "Uwak Chusnul?"
I
"Uwak Chusnul menderi1ta diabetik ... dan Iuka di ka
kinya yang tak sembuh-semibuh. Terus-menerus basah
dan semakin menganga. Menurut saya Teh, kematian I bu
Suwandi membuat Iuka yang dalam pada anak-anaknya."
Yu I n a menggeleng-gelengkan kepalanya prihatin. Se
ketika saja, perhatiannya pada kain-kain yang ditebarkan i
d
atastempat tidur, susut ketingkat paling bawah.
"Bagaimana dengan kakak dan adiknya .... siapa nama
nya ... Nina ... dan Nadira. Dinas di mana ?"
"Yu N i n a mengajar di Amerika. Tadinyaambil program
Pe H a De, kawin sama Gilang Sukma, koreografer terkenal
itu .. ."
242