Page 250 - 9 dari Nadira
P. 250
beilo .§. Chudori
Amalia merasa harusmembela Yu Nina. Bagaimanapun
juga, ia akan menikah dengan keluarga ini.
"Pasti maksudnya baik, Yu ... Bukannya dia ingin aku
bercerai. Tetapi dia sendiri kan bercerai. Adiknya, Nadira
juga baru sa j a bercerai. . ."
.
"H ? Ad"k nya ... , siapa namanya ... , N d" ?"
1
a .
1
a
.
a
"Nadira. i a juga sudah bercerai dari suaminya?
D
"Laaah, kok hobi ya ... cerai-cerai. . ."
"Ya, bukan hobi Yu. Siapa yang punya rencana cerai?
Tidak ada .. ."
Yu I n a terdiam. "Nadira sudah punya anak?"
"Mereka punya satu anak lelaki, Jodi. Tapi saya
belum pernah bertemu dengan Nadira dan Jodi. Mereka di
Kan d a."
a
"Sekolah lagi?"
"ltu ... , dia cuti dari kerja, dan mengajar di sekolah
almamaternya, Yu."
"Oh .. ."
Amalia menghela nafas. Terasa ada batu berat yang
menghalangi nafasnya yang panjang itu. Yu I n a mencoba
mencari kalimat hiburan yang tepat untuk s e pupunya.
Tapi kini, wajah Amalia tampak pucat, kondenya agak
berantakan, dan dandanannya sudah terhapus keringat.
Kali ini, Amalia merasa seperti seorang pelukis gagal. Yu
I n a merasa bersalah. Tetapi dia j uga tak tahu di mana letak
kesalahannya.
Terdengar suara ketukan pada pintu.
"Amalia, keluarga Kang Arya sudah datang ... Hayuh,
hayuh .. ."
Amalia dan Yu I n a saling memandang.
***
"Jadi, kau akan ke Jakarta?"
24§