Page 249 - 9 dari Nadira
P. 249

Jlt Pedder Ba�





                      ·ya, aku bilang, aku masih kuliah ekonomi di Bandung,
                tapi kalau sudah menikah nanti, aku kan  harus ikut Kang
                Arya, jadi mungkin aku berhenti kuliah."

                      "Lalu?"
                      Amalia menghela nafas. Kegembiraannya sudah amblas.
                      "Yu  Nina tiba-tiba saja  melabrak  Kang Arya,  menga-

                takan Kang Arya memikirkan diri sendiri. Dengan menikah
                denganku  dan  memaksaku  mengikuti  dia ke mana-mana,
                artinya Kang Arya menghalangi  pendidikanku.  Kang Arya

                sangat  marah.  Mereka  bertengkar  habis-habisan,  hingga
                saya  harus menengahi  dan  mengatakan  bahwa i n i   adalah
                pilihan saya  untuk ikut  Kang Arya.  Pendidikan akan saya

                lanjutkan kalau sudah memungkinkan."
                      Yu Ina mendengarkan semua penjelasan Amaliadengan
                nafas yang naik-turun. Setiap kalimat sepupunya itu mem­

                buat nafasnya semakin cepat.
                      "Dan pertengkaran selesai?"
                      Amalia menggelengkan. D i a   menyenderkan kepalanya

                ke tembok  dan  konde kecil  yang  sudah  susah-payah  dia
                bentuk itu mulai  kempis.  Kini  dia merasa  seperti  pelukis
                yang hanya bisa menggunakan warna-warna suram: kelabu
                dan hitam. Yu  n a  juga sudah terlalu larut dalam cerita ini.
                                  I
                      "Giliran Yu Nina memberi ceramah padaku bahwa se­
                karang  aku  memilih  untuk  menghentikan  kuliah  karena
                aku masih buta oleh anta. Tetapi nanti jika terjadi apa-apa,

                kalau sa j a suatu hari aku harus hidup sendiri, aku tak akan
                punya modal."
                      "Ha? Maksudnya apa? Hidup sendiri?"

                      "lya, Yu Nina mengkhawatirkan kalau saja perkawinan

                kami tidak bisa bertahan .. ."
                      "Masya Allah  ... ," Yu I n a   ternganga. D i a   belum pernah

                mendengar cara berpikir demikian. "Kok sudah jauh sekali
                ya pemikirannya."


                                                   244
   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254