Page 85 - Gizi dan Kesehatan Remaja_2019_rev4
P. 85

BAB 3
                                         Solusi Masalah Gizi dan Kesehatan Remaja





               Tri Bhakti PMR adalah:
                     meningkatkan keterampilan hidup sehat
                     berkarya dan berbakti di masyarakat
                     memperkuat persahabatan nasional dan internasional

               Setiap  anggota  PMR  harus  menerima  pelatihan  sebelum  terlibat  dalam  kegiatan  Tri  Bhakti  PMR.
               Setiap  sesi  pelatihan  ditujukan  untuk  memperkuat  karakter  (kualitas  positif)  anggota  PMR  untuk
               meningkatkan keterampilan hidup sehat dan menjadi calon relawan. Anggota PMR diharapkan tidak
               hanya  tahu  dan  terampil,  tetapi  juga  perlu  memahami  dan  mampu  menerapkan  apa  yang  telah
               mereka pelajari dalam proses pelatihan.

               Proses pelatihan dapat dilakukan oleh PMI Kota/Kabupaten dan Satuan PMR, dengan  menggunakan
               kurikulum yang sesuai yang telah ditetapkan. Waktu pelatihan dapat menyesuaikan dengan kalender
               pendidikan,  terintegrasi  dengan  kegiatan  tertentu,  serta  telah  disepakati  antara  PMI
               Kota/Kabupaten,  fasilitator/pelatih,  dan  anggota  PMR.  Materi  pokok  pelatihan  PMR  biasanya
               meliputi gerakan kepalangmerahan, kepemimpinan, pertolongan pertama, sanitasi dan kesehatan,
               kesehatan remaja, kesiapsiagaan bencana, dan donor darah.

               Jumbara atau Jumpa Bhakti Gembira PMR merupakan salah satu kegiatan utama dari organisasi PMI
               di  semua  tingkatan  untuk  promosi  dan  pengembangan  PMR  serta  organisasi  Jambore  Pramuka.
               Jumbara diadakan di semua tingkat PMI baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional.
               Pelaksanaan Jumbara tentunya disesuaikan dengan kemampuan PMI di daerah yang bersangkutan.

               Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)

               Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) adalah kelompok remaja yang melakukan serangkaian kegiatan yang
               menghasilkan karya ilmiah. KIR merupakan kegiatan ekstra kurikuler di SMP, SMA, SMK, Madrasah
               Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, maupun pondok pesantren. Organisasi ekstra kurikuler ini merupakan
               organisasi  yang  sifatnya  terbuka  bagi  para  remaja  yang  ingin  mengembangkan  kreativitas,  ilmu
               pengetahuan, dan teknologi pada masa kini maupun masa yang akan datang.

               Tujuan yang harus dicapai oleh anggota KIR secara individual adalah pengembangan sikap ilmiah dan
               jujur dalam memecahkan gejala alam yang ditemui dengan kepekaan yang tinggi dengan metode
               yang  sistematis,  objektif,  rasional  dan  berprosedur  sehingga  akan  didapatkan  kompetensi  untuk
               mengembangkan diri dalam kehidupan.

               Ada  beberapa  hal  yang  harus  dijadikan  bahan  pertimbangan  dalam  membentuk  KIR  di  sekolah,
               diantaranya  adalah  waktu  kegiatan  KIR.  Karena  KIR  merupakan  kegiatan  di  luar  jam  pelajaran
               sekolah maka waktu kegiatannya harus direncanakan agar tidak mengganggu jam pelajaran namun
               manfaat  kegiataannya  tetap  dapat  dirasakan  oleh  anggota  KIR.  Setelah  itu  baru  membentuk
               kelengkapan  organisasi  seperti  kepengurusan,  program  kerja,  pembimbing  maupun  penerimaan
               anggota, yang harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di sekolah masing-masing.








                                                           74              SEAMEO RECFON Kemendikbud RI
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90