Page 9 - Alifia Nurul Safira (22291001), Maolida Ahmalia (22290125), Khotibul Umam (22291005), M. Rizwan Hasyim (22291006) Dalam lingkungan sekolah elit yang penuh dengan tekanan sosial, enam remaja menghadapi konflik, diskriminasi, dan perundungan yang merongrong keseharian mereka. Titus, seorang siswa dengan kebanggaan akan identitasnya, berjuang untuk bersuara melawan ketidakadilan, meskipun teman- temannya seperti Amira menunjukkan sikap ambigu. Didorong oleh bimbingan Pak Tedy, seorang guru bijaksana, kisah ini mengungkap kebenaran yang selama ini terbungkäm, mengajarkan arti empati, keberanian, dan pentingnya menghormati perbedaan.
P. 9

Mr. Tedy: “Now, I would like you to reflect. Tomorrow, we'll continue this conversation in
               class.”

               Titus akhirnya duduk kembali dengan Amira, merasa sedikit lega. Revan, Siska, dan Albi
               diam, tak lagi melanjutkan ejekan mereka. Namun, jelas bahwa ini baru awal dari konflik
               yang lebih besar.

               Titus finally sat back down with Amira, feeling a little relieved. Revan, Siska and Albi were
               silent, no longer continuing their taunts. However, it was clear that this was just the
               beginning of a bigger conflict.



















































                                                                                                         5
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14