Page 10 - e-modul bab 1
P. 10
2. Berifat Universal
Perjumpaan ajaran Islam dengan tradisi dan budaya sekitarnya,
tidaklah dilakukan dengan cara konfrontasi melainkan dengan jalan
akomodasi kreatif. Pengetahuan yang dikembangkan dalam ajaran
Islam pun merupakan serapan dari warisan intelektual peradaban
sebelumnya. Kemudian peradaban itu disajikan kembali menjadi
warisan dunia yang memberi manfaat bagi seluruh umat manusia.
Universalitas ajaran Islam telah dinyatakan oleh Allah SWT di
dalam Q.S. al-Anbiya‟:107.
ِ ِ
َ ْ ر ِ إ ك ْ رَ أ و
َ
ْ
َ
َ
َ ْ
َ
ََ
ًَ َ
“Kami tidak mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta.”
3. Melanjutkan Tradisi Tauhid
Tauhid merupakan urat nadi dan tujuan utama agama Islam.
Dengan tauhid, manusia dapat hidup bahagia di dunia dan di akhirat,
sebagaimana doa yang tertuang dalam Q.S. al-Baqarah:201.
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ر ا با َ و ِ ة خ ْا فو ِ ف ا آ ر ُ ل َ ْ َ و
ْ
ُ
ًَ
ًَ
َ
َ
ْ
َ َ
َ
ْ ُ َ
َ
َ
َ َ
َ
َ
َ َ
َ
“Di antara mereka ada orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa
neraka".
Konsep Islam sebagai agama tauhid merupakan mata rantai
ajaran sepanjang sejarah manusia dari para nabi dan rasul. Mulai dari
Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Daud, Musa, dan Isa sampai Muhammad
SAW, sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT dalam Q.S. al-
Anbiya‟:25.
4. Menyempurnakan Agama yang Terdahulu
Sebelum Islam datang, telah ada banyak agama di dunia ini,
baik agama yang masuk katagori samawi (agama langit) maupun
ardhi (agama bumi). Di antara agama-agama itu adalah agama
bangsa Kildean (Mesopotamia), agama bangsa Mesir, Hindu dan
Budha (India), Zoroaster atau Majusi (Persia Iran), Tao atau Kong Hu
Chu (Tiongkok), Shinto (Jepang), Nasrani (Palestina), dan Yahudi
(Israel). Namun agama-agama tersebut memiliki berbagai
keterbatasan.
Pertama, agama-agama sebelum Islam hanya diperuntukkan
bagi umat tertentu. Misalnya, agama Yahudi dan Nasrani hanya
diperuntukkan bagi Bani Israil seperti dinyatakan dalam Mathius
9