Page 46 - dear-dylan
P. 46
Gue mengalihkan tatapan dari Alice, agak bete karena ada yang mengganggu gue dari
pacar sendiri.
Ohh, si Daniel.
“Wow wow wow! We got Dylan „Skillful‟ here!” Daniel, as known as VJ Daniel,
menghampiri gue dan Alice, lalu menepuk bahu gue. “What’s up, man!”
“Hai,” sapa gue.
“And we also got Alice! Hello, Alice!”
“Hai,” Alice tersenyum.
“Okee, berhubung gue fashion police malam ini, gue harus menginterogasi kalian soal
penampilan. Jas sama kemeja dari mana, Lan?”
“ZARA.”
“Alrite, ZARA! Favorit banyak seleb kita malam ini! Jins?” Dia menunjuk jins gue,
yang, seperti biasa, gue pasangi aksesori rantai.
“Levi‟s.”
“Sipp!” Daniel mengacungkan jarinya tanda setuju atas penampilan gue, dan dalam hati
gue bersyukur setengah mati karena Mbak Vita masih sempat memaksa gue memakai semua
baju formal membosankan ini di tengah kegilaan pra-pernikahannya. Tadinya, gue nyaris
datang ke sini pakai kemeja sisa syuting video klip terakhir plus celana jins gue yang biasa.
Pastinya, Daniel nggak akan mengacungkan jempolnya kalau gue datang dengan penampilan
kayak gitu.
“And now, Alice! Wow, you look fabulous!”
“Thanks.” Alice tersenyum lagi, dan gue ikut-ikutan nyengir. Fabulous? Iyalaaahh,
cewek gue! Hehe!
“Dress dari mana nih, Lice?”
“Run & Ran,” jawab Alice, masih sambil mengembangkan senyumnya.
“Waoowww, good choice! Stileto?”
“Also Run & Ran.” Gue baru nyadar, senyum Alice makin sumringah setiap kali dia
menyebut nama butik itu. Kenapa ya?
“Mmm...” Daniel memandangi cewek gue, berusaha menemukan sesuatu untuk
ditanyakan lagi. “Clutch?”
Heh? Apa itu clutch?
Gue memandang Alice, dan ternyata Daniel menunjuk tas kecil dalam genggaman cewek
gue itu. Ooh, itu namanya clutch?
“Dari lemari Mama, vintage punya!” Alice terkikik.
Wow, tas ehh... clutch Alice yang lucu itu dari lemari mamanya? Dia bisa memanfaatkan
barang yang ada untuk penampilannya, yang berarti dia nggak boros dan doyan belanja sana-
sini? Hey girl, you’ve just got one more point from me. Gue makin salut sama cewek gue!
“Weits, keren abesh! So, vintage lookalike tonight?”
Alice mengangguk.
“Cool! Kalau boleh tahu, budget buat penampilan berapa nih?”
Gue bengong. Nggak ingat berapa duit yang gue abisin buat beli jas sama celana jins ini.
Gimana mau ingat, kalau gue masuk ke toko-toko itu setengah diseret Mbak Vita? Bayarnya
juga pakai credit card, tinggal digesek terus tanda tangan, nggak ingat deh gue habis berapa.
“Ah, lupa gue...”