Page 47 - dear-dylan
P. 47
“Haha!” Daniel tertawa. “Khas cowok!” Dia menepuk-nepuk bahu gue.” Kalau Alice,
gimana?”
“Hmm... nggak banyak sih.”
“Waah, dia main rahasia!” Daniel ngakak. “Okay, have a great night, guys! Silakan
masuk, silakan...”
Daniel memberi jalan pada gue dan Alice, lalu menyambut seleb lain lagi entah siapa
yang berdiri di belakang kami.
“Eh, Say, kamu habis berapa buat dress sama yang lain-lain ini?” bisik gue di telinga
Alice setelah kami agak jauh dari Daniel dan segala kehebohan di depan sana. Gue penasaran
juga.
“Hmm... kasih tahu nggak, ya?” Alice tersenyum dan memutar bola matanya.
“Yah, masa aku nggak dikasih tahu?”
“Oke deehh... Aku nggak habis satu sen pun buat semua ini!”
“Hah? Serius?”
“Iyaa! Owner butiknya tuh temen kakaknya Grace, terus waktu aku bilang aku butuh
gaun buat ke MTV Awards, tau-tau dia ngasih dress sama stileto gitu aja. Sama jepit bunga
yang di rambutku ini juga,” tambahnya sambil menyentuh jepit yang ada di rambutnya.
“Ooh, pantas kamu senyum-senyum tiap nyebutin nama butiknya tadi.”
Alice nyengir lucu, dan gue merangkul pinggangnya menuju pintu ke venue MTV
Awards. Di sini sudah nggak seramai di red carpet tadi, hanya ada beberapa seleb lalu-lalang,
dan kru-kru yang sibuk berbicara pada mikrofon headset mereka. Hmm... berarti sekarang
kami harus cari seat nih, kalau nggak salah sih Bang Budy bilang seat untuk Skillful di baris
kedua di balkon, deretan tengah.
“Hei, Dylan!”
Seseorang menepuk bahu gue. Masa Daniel lagi sih? Apa dia... yah, mungkin mendadak
ingat belum nanya sepatu gue mereknya apa?
Tapi ternyata bukan Daniel? Yang ada di hadapan gue adalah seorang cowok yang sama
sekali nggak gue kenal.
“Sori, tapi... siapa ya?”
“Lo nggak ngenalin gue?” tanya cowok itu lagi, dan gue langsung memutar otak.
Biasanya, otak gue sangat jaga menyimpan memori (kecuali lirik-lirik lagu Skillful, yang
kadang-kadang hanya merupakan baris kosong di otak gue saat konser), dan gue yakin, gue
sama sekali nggak kenal cowok ini.
Gue menggelen glalu menatap Alice, dan kelihatannya dia juga nggak mengenali cowok
whoever lah dia yang ada di depan kami ini.
“Gue Yopie, vokalis Excuse,” katanya dengan nada sok.
Oooohhhh... jadi ini si artis karbitan?
“Gue kira, lo udah ngenalin gue,” katanya lagi, dan gue makin nggak suka sama dia.
Gaya bicaranya itu lho, seolah-olah fakta gue yang nggak tahu tampang dia merupakan dosa
besar. Hah, yang bener aja!
“Nggak. Gue nggak ngenalin lo.”
“Ooh.” Dia kelihatan seolah baru ditonjok. Pasti pedenya yang selangit itu berantakan
gara-gara omongan gue barusan. Dan, bukannya gue sombong nih, tapi apa bener dia dapat