Page 1002 - MODUL AJAR EKONOMI TH 24 25_Neat
P. 1002
pertanyaan yang terdapat di aktivitas 4 dan 5) serta membuktikan hipotesis dan
menarik kesimpulan.
Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
Untuk pertemuan keempat, metode pembelajaran yang disarankan adalah diskusi
kelompok dengan teknik active debate.
Sebelum melaksanakan debat, terlebih dahulu guru memberikan topik materi
untuk debat. Topik yang bisa dijadikan debat sebagai berikut.
1. Haruskah Indonesia impor daging sapi atau beras dari negara lain?
2. Pemberhentian ekspor minyak goring
Guru bisa menentukan topik lain yang masih sesuai. Guru memberikan
keleluasan kepada peserta didik untuk mengembangkan materinya sendiri.
Langkah-langkah teknik pembelajaran debatnya adalah sebagai berikut:
Guru membagi peserta didik menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok yang
pro dan kelompok kontra dengan posisi duduk berhadapan.
Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk
mempelajari kembali materi yang akan diperdebatkan.
Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu peserta didik dari
kelompok pro untuk berbicara. Kemudian ditanggapi oleh salah satu peserta didik
dari kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar bisa
mengemukakan pendapatnya.
Ide-ide dari setiap pendapat atau pembicaraan ditulis di papan tulis.
Guru menambahkan konsep atau ide yang belum terungkap.
Guru dan peserta didik menarik kesimpulan.
Alternatif Metode Pembelajaran
Apabila tidak memungkinkan untuk menggunakan metode debat, peserta didik bisa
mengerjakan aktivitas 7 secara berkelompok.
Tema artikel yang bisa dicari untuk aktivitas 7 antara lain sebagai berikut.
1. Kegiatan ekspor Indonesia.
2. Ekspor minyak sawit.
3. Produk ekspor unggulan Indonesia.
Miskonsepsi Materi yang Terjadi Saat Pembelajaran
Miskonsepsi yang sering terjadi pada materi jenis kebijakan perdagangan
internasional adalah menyamakan konsep bea dan tarif, padahal keduanya memiliki
makna yang berbeda. Bea merupakan pemberlakuan adanya biaya masuk untuk
setiap barang yang dikirim dari negara lain. Adapun tarif menurut Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2006 didefinisikan sebagai klasifikasi barang yang dinyatakan
dalam bentuk persentase atau rupiah tertentu.

