Page 383 - E-Book seni budaya kelas 12
P. 383

d.  Mampu mendeskripsikan tari berdasarkan pendekatan nilai estetika.
                   e.  Mampu melakukan kritik tari berdasarkan tahapan-tahapan atau prosedur
                        dalam proses melakukan kritik tari.
                   f.  Mampu mengomunikasikan kritik tari melalui bahasa tulisan dan lisan.



                    Informasi Guru


                       Kegiatan  menilai  karya tari tidak  akan terlepas  dari pendekatan  nilai
                   estetika dalam tari. Secara konsepsi keilmuan, nilai estetika dalam seni adalah
                   suatu ukuran subjektivitas yang hanya berkaitan dengan masalah keindahan
                   dari karya seni tersebut. Hal ini seperti yang ditegaskan Hegel dalam Sutrisno
                   Muji, (2005), menegaskan bahwa filsafat keindahan (estetika) hanya berkaitan
                   dengan keindahan karya seni yang dihasilkan manusia.

                       Seperti  diketahui  bersama,  media  utama  dari tari  adalah  gerak tubuh
                   manusia. Pada persoalan gerak saja akan banyak hal yang akan dibahas pada
                   saat melakukan  kritik  tari,  seperti  kualitas  gerak yang ditampilkan  penari,
                   kekompakan  gerak, keseragaman  gerak, harmonisasi gerak, teknik  gerak,
                   makna dan simbolik gerak, dan banyak lagi fokus masalah lainnya.

                       Nilai estetika pada gerak tari, akan sangat berkaitan erat dengan nilai-nilai
                   kearifan lokal dari masing-masing daerah tempat tarian tersebut berkembang.
                   Contoh sederhananya, pada konsep estetika gerak tari tradisional di Jawa Barat
                   yang mengenal adanya ukuran estetika penyajian tari yang dikenal dengan
                   istilah aspek wiraga, wirahma dan wirasa. Aspek wiraga lebih difokuskan pada
                   kualitas teknik gerak yang dilakukan. Aspek wirahma lebih difokuskan pada
                   ketepatan rasa musikalitas penari dalam melakukan teknik gerak sesuai dengan
                   pola iringan yang dibawakan. Sementara aspek wirasa lebih difokuskan pada
                   kemampuan penjiwaan penari dalam membawakan tarian sesuai dengan tema
                   atau karakter tarian yang dibawakan.
                       Pada kenyataannya, menilai karya tari atau melakukan kritik tari tidak
                   akan hanya terfokus pada pembahasan masalah gerak saja. Akan tetapi, akan
                   dibahas pula masalah lainnya yang menjadi bagian integral dari penyajian karya
                   tari. Banyak hal yang akan dibahas, diantaranya masalah musik, tata busana,
                   tata rias, tata pentas, tata lampu, artistik, penyelenggaraan pertunjukan, nilai
                   dan pesan dalam materi pertunjukan tari, serta masalah lainnya yang selalu
                   berkaitan erat dengan pertunjukan tari.









                   Seni Budaya                                                            369
   378   379   380   381   382   383   384   385   386   387   388