Page 118 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 118

Saat  Mustaman  sudah  dibicarakan  menjadi  calon  ketum,
            banyak  yang  mengaitkan  dengan  perseteruan  antara  Nur  Alam
            dengan  Ali  Mazi.  Mustaman  dianggap  sebagai  orang  daratan
            sehingga  mengaitkan  dengan  figur  Nur  Alam.  Isu  itu  sangat

            mewarnai pada saat pelaksanaan konpercab.
                   Memang pada saat itu, kontestasi antara Nur Alam dengan
            Ali  Mazi  sangat  ketat.  Banyak  orang  selalu  menghubungkan  Nur
            Alam itu daratan dan Ali Mazi itu kepulauan. Saat itu, saat terpilih
            menjadi  ketum  diasosiasikan  Mustaman  sebagai  ketua  cabang
            pertama  yang  mewakili  daratan.  Orang  menganggap  bahwa
            Mustaman  adalah  bagian  politik  Nur  Alam.  Melalui  artikel  ini,
            memberi klarifikasi bahwa anggapan itu tidak benar. Dengan kata
            lain  Nur  Alam-Mustaman.  Waktu  itu  memang  kenal  dengan  Nur
            Alam tetapi tidak pernah  mengundang Nur Alam di kegiatan di HMI
            Cabang  Kendari.  Bahkan  selama  menjadi  pengurus  tidak  pernah

            mengharapkan  bantuan  dari  Nur  Alam  untuk  membuat  suatu
            kegiatan.
                   Mustaman  mengalahkan  Subiadin  dan  Kamaruddin.  Pada
            saat pengusulan pengesahan ke pengurus Badko, ada oknum lain
            juga  mengusulkan  nama  Subiadin  ke  Badko  untuk  mendapatkan
            pengesahan.  Terhadap  dualisme  itu,    Nasir  selaku    ketua  Badko
            Sulselbar  mengesahkan  Mustaman  sebagai  formatur/ketum  HMI
            Cabang Kendari.

                   Saat  menjadi  Ketua  Cabang,  kegiatan  eksternal  yang
            menonjol  yakni  berhubungan  dengan  kasus  pelanggaran  HAM,
            kasus  Kontu,  dan  kasus  warga  Korumba  yang  menolak
            pembangunan MTQ.  Pada masa  ini, banyak  melakukan  kegiatan
            bekerja  sama  seperti  Badan  Pemberdayaan  Masyarakat  Desa
            (BPMD). Tujuannya yakni menguatkan partisipasi kelembagaan desa.
            Di  bidang  perempuan,  mengadakan  sosialisasi  kesehatan
            reproduksi karna saat itu banyak yang membahas tentang isu-isu




               99
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123