Page 120 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 120
Mahmud Hamudu. Kegiatan pengaderan tetap lancar, meski posisi
Dekan, dan para wadek bukan berasal dari organisasi HMI, tetapi
aktivitas pengaderan tidak pernah terhambat.
Pada masa Mustaman sebagai ketum, kader HMI yang ingin
ikut dalam pemilihan baik itu BEM, MPM, HMJ itu selalu diputuskan
melalui rapat presidium. Misalnya, jika ada kader yang siap
bertarung di pemilihan BEM Fakultas maka kita putuskan di rapat
presidium dengan keputusan bersama. Saat memutuskan siapa
kader HMI yang akan didorong melalui kriteria ketat, buakan atas
dasar kedekatan emosional semata. Melalui kriteria seperti itu, maka
biasanya kader yang mendapat rekomendasi dari HMI dapat
memenangkan kontestasi dalam pemira di kampus.
Sering kali PB HMI menginstruksikan jenis kegiatan yang
perlu dilakukan oleh pengurus di level daerah. Jadi kalau PBHMI
menginstruksikan untuk seluruh cabang ikut maka kita ikut. Tetapi
kalau memang tidak ada instruksi kita hanya berfokus pada
pengawalan pembangunan daerah dan isu-isu politik, HAM dan
Hukum politik ekonomi yang ada di daerah, tetapi pada prinsipnya
kita itu hanya menjadikan sebagai bentuk partisipasi saja.
Terkait dengan anggaran, pada masa Mustaman selalu
melalui senior-senior yang memang memiliki obsesi dan cita yang
sama dengan nilai kejuangan organisasi. Semua kegiatan dapat
terlaksana sehingga tidak terkendala soal pendanaan. Karena pada
saat itu senior-senior betul-betul mendukung kita dalam melakukan
kegiatan dan kami juga bentuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Pada masa itu, pengurus sudah membangun “citra image” melalui
pengaderan. Itulah jualan utama dari pengurus HMI kepada para
alumni.
Pada saat Mustaman sudah menjadi ketum cabang masalah-
masalah internal tidak terlalu berat yang di hadapi karena seluruh
komisariat yang ada di Sultra solid saat itu dan seluruh komisariat
101

