Page 116 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 116
Dimasa kepemimpinan Zaenal Abidin, saat kegiatan bastra
tidak ada target berapa jumlah minimal peserta yang akan ikut.
Kondisi itu ditentukan oleh kemampuan masing-masing komisariat.
Pengurus cabang hanya memfasilitasi saja. Metode rekrutmen untuk
menjadi pengurus cabang juga berbeda. Terdapat beberapa kriteria
misalnya berjenjang, memiliki tanggung jawab, dan reputasi cukup
baik.
Pada masa ini, orang tidak akan menjadi pengurus cabang
jika tidak memiliki pengalaman dan track record. Jadi, mesti ada
proses yang perlu lalui. Menurut Zaenal Abidin, kualitas pengurus
dapat menjadi baik jika tercipta konsolidasi internal yang cukup baik.
Hasil dari kondisi internal yang kuat, maka saat itu aktivis dari
pengurus internal kampus diisi oleh kader HMI. Contohnya adalah
Yusmin, yang bisa menjadi Ketua BEM di Unhalu sekaligus ketua
PTKP HMI Cabang Kendari. Pada periode ini, HMI betul-betul
menjadi tempat untuk mendistribusikan kader. Karena itu, tiap
malam di sekretariat HMI menjadi ramai karena para pengurus HMI
dan komisariat datang menunggu sikap HMI. Jadi HMI betul-betul
menjadi dapur dan lembaga think thank.
Zainal Abidin memberi ilustrasi bagaimana konsolidasi
dilakukan yakni
1. Bagaimana komisariat-komisariatnya,
2. Bagaimana pengurus cabangnya aktif tidak,
3. Apakah rapat-rapatnya normal setiap minggu.
Jika ini tidak dilakukan maka itu lemah organisatorisnya
ketika ini lemah kita tidak bisa berharap banyak untuk berbicara
peran, apa lagi membuat peran pada akhirnya nanti bukan sikap
HMI yang menonjol tetapi sikap person-person yang
mengatasnamakan HMI.
Jika sikap person-person maka dia lemah dari kapasitas isi
mau sumbang ide apa, rapat saja jarang berdiskusi juga jarang kita
juga tidak bisa masuk karna KAHMI ini sudah wilayah pengabdian
97

