Page 121 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 121
aktif, karena saat itu tingkat pendekatan yang digunakan bagaimana
HMI di komisariat, dan pengaderan itu dilaksanakan.
Kalau untuk pengaderan di zaman itu sudah di kantor
cabang karena sudah ada pada saat itu kecuali jadwal
pembukaannya atau schedulenya bersamaan oleh karena itu kita
biasa gunakan dua lantai atas dan bawah kita tinggal lihat saja mana
yang lebih banyak porsi pesertanya. Namun ada juga yang
melakukan pengaderan di aula KNPI dulu ada juga di Mesjid Agung,
Islamic Center, dan kami anggap itu bukan kendala.
Mustaman ingin melanjutkan budaya multi kultural di HMI
seperti yang sudah dirintis oleh ketum HMI sebelumnya pasca Salam
Hidayatullah. Ihtiar itu ternyata terbukti karena selama menakhodai
organisasi, Mustaman mendapat dukungan dari seluruh elemen
organisasi. Saat menjadi ketum, tidak ada satu kekuatan yang bisa
mengintervensi pengambilan keputusan yang akan diambil. Meski
saat itu Mustaman terasosiasikan oleh kepentingan politik orang
lain sehingga banyak senior-senior yang menolak. Akan tetapi
dengan derasnya dukungan dari setiap komisariat membuat
posisinya sebagai ketua umum mendapat legitimasi yang sangat
kuat.
Salah satu inovasi periode ini yakni dengan memekarkan
HMI Cabang Kolaka, HMI Cabang Unaaha dan HMI Cabang Raha.
Perintisan awal yakni dengan melakukan LK I dengan jumlah peserta
sebanyak 400. Selain itu, juga mengusulkan pemekaran Badko Sultra
di Makassar kerena pada saat itu sudah membutuhkan Badko
karena sudah tidak efektif terhadap HMI cabang-cabang Kendari
untuk berinduk di Badko Sulselra. Kinerja Badko di Sultra juga cukup
aktif di periode Arhan. Mustaman mengaku bahwa memiliki andil di
Badko karena mendampingi pengurus saat penetapan di PB HMI di
Palembang.
Seharusnya hari ini HMI harus berada di posisi yang sangat
matang. Saat ini, ditinjau dari segi kelembagaan sudah cukup
102

